Kamis, 15/05/2025 04:12 WIB

Puan Dorong Peningkatan Pemberdayaan Perempuan di Negara Islam

Perempuan dan laki-Laki memiliki hak yang sama untuk maju, mengembangkan potensi spiritual, intelektual, sosial, dan ekonomi.

Ketua DPR RI Puan Maharani. (Foto: Humas DPR)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan pentingnya pendidikan dan pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari agenda utama dunia Islam saat memimpin Konferensi Parlemen Negara-Negara Anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Menurutnya, pendidikan merupakan kekuatan pendorong utama kemajuan bangsa.

Hal itu disampaikan Puan dalam acara inagurasi pembukaan Konferensi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) ke-19 atau forum Uni Parlemen OKI yang digelar di Gedung Nusantara DPR, Senayan, Rabu (14/5).

Presiden Prabowo Subianto turut hadir dalam acara tersebut.

Dalam sambutannya, Puan berbicara tentang pentingnya negara OKI mendorong penyelesaian persoalan kesejahteraan, ketimpangan ekonomi, ketahanan pangan, perubahan iklim, pemberdayaan perempuan, perjuangan kemerdekaan Palestina, hingga konflik geo-politik dan geo-ekonomi.

"Selain memberikan perhatian pada bidang politik dan ekonomi, kita juga harus memprioritaskan bidang pendidikan bagi generasi muda," kata Puan.

"Karena pendidikan dapat menjadi game changer bagi kemajuan suatu negara. Dengan pendidikan pula, kita dapat menjaga dan mempertahankan norma dan budaya," tambah perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Puan juga menyoroti soal isu penting yang diangkat dalam Konferensi PUIC ke-19 di mana DPR bertindak sebagai tuan rumah, yaitu pemberdayaan perempuan. Ia menegaskan meski perempuan dan laki-laki memiliki kodrat biologis yang berbeda, namun keduanya memiliki hak yang sama untuk berdaya.

"Perempuan dan laki-Laki memiliki hak yang sama untuk maju, mengembangkan potensi spiritual, intelektual, sosial, dan ekonomi," ungkap Puan.

Mantan Menko PMK itu mencontohkan saat ini semakin banyak perempuan yang menjadi pemimpin parlemen, termasuk di negara anggota PUIC. Menurut Puan hal tersebut bisa menjadi panutan dan pemacu semangat bagi generasi muda perempuan.

"Saya berdiri di sini sebagai Ketua DPR RI perempuan pertama di Indonesia yang menjadi bukti, bahwa perempuan juga bisa memegang jabatan publik yang tinggi di negara besar seperti Indonesia dengan 280 juta penduduk," tuturnya.

“Jika saya bisa, jika kami bisa, tentu para perempuan di negara anggota PUIC juga akan bisa menjadi perempuan yang maju," sambung Puan disambut tepuk tangan Delegasi PUIC dan Anggota DPR yang hadir dalam inagurasi pembukaan konferensi.

Lebih lanjut, Puan juga menekankan agar PUIC menjadi representasi suara rakyat lintas negara untuk menghasilkan kebijakan yang berdampak nyata.

"Rakyat yang kita wakili, mengharapkan agar PUIC juga menghasilkan sesuatu yang nyata dan berdampak positif bagi rakyat," ucap Puan.

Puan menambahkan, agar hasil rekomendasi PUIC dapat ditransformasikan menjadi kebijakan nyata, diperlukan kerja sama dan sinergi dengan pemerintah masing-masing negara.

"Rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan oleh PUIC juga membutuhkan peran Pemerintah masing-masing negara, agar dapat ikut mentransmisikan norma bersama tersebut, menjadi kebijakan pembangunan nasional," sebut Cucu Bung Karno itu.

Puan pun mengajak seluruh anggota PUIC untuk memperkuat peran kolektif dan solidaritas antarnegara Islam dalam membentuk arah perubahan global.

"Marilah pada kesempatan ini PUIC memperkuat peran, untuk dapat ikut menentukan arah perubahan tatanan dunia yang lebih baik,” seru Puan.

“PUIC juga harus semakin solid, yang ditunjukan dengan kebersamaan dan solidaritas sebagai sesama anggota negara OKI dalam forum-forum internasional," tambahnya.

Seperti diketahui, Puan resmi menjadi Presiden PUIC ke-19 yang sekaligus menandai keketuaan DPR di forum Parlemen OKI itu. Meski baru dibuka secara resmi pada malam ini, rangkaian acara Konferensi PUIC sudah dimulai sejak 12 Mei lalu.

Sejumlah isu yang dibahas antara lain terkait Palestina dan Minoritas Muslim, Dialog Peradaban dan Agama, Ekonomi dan Lingkungan, serta isu Hak Asasi Manusia, Perempuan dan Keluarga.

Menurut Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, pengukuhan Puan sebagai Presiden Parlemen OKI memiliki nilai tambah bagi Indonesia.

“Pengukuhan Ibu Ketua DPR sebagai Presiden PUIC artinya Indonesia menjadi pemimpin untuk Parlemen Negara-Negara OKI,” jelas Irine di lokasi yang sama.

“Nah ini kembali mengukukan bahwa Indonesia itu dianggap sangat penting perannya di dalam menjawab tantangan global yang juga dialami oleh negara-negara OKI,” sambungnya.

Mengusung tema ‘Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience’ untuk PUIC 2025, DPR disebut ingin menekankan bahwa ketahanan dunia Islam tak bisa dilepaskan dari fondasi tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan kuat.

“Tema kali ini pun adalah good governance. Jadi itu juga yang harus dicapai oleh negara-negara OKI, bahwa kita sama-sama mengevaluasi diri kita untuk membentuk sebuah tatanan pemerintahan yang baik,” tutup Irine.

 

 

 

KEYWORD :

Ketua DPR Puan Maharani perempuan negara Islam OKI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :