
Ilustrasi bau badan (Foto Grid Health)
Jakarta, Jurnas.com - Bau badan sering kali dianggap sebagai tanda bahwa tubuh "kotor" atau penuh racun. Akan tetapi, benarkah secara medis bau badan bisa menunjukkan banyaknya racun dalam tubuh?
Mengtip laman Northwestern Medicine, dalam dunia kedokteran atau medis, tubuh sebenarnya sudah memiliki sistem detoksifikasi alami. Organ seperti hati, ginjal, paru-paru, dan usus bekerja terus-menerus menyaring zat berbahaya dari dalam tubuh.
Namun, bau badan bisa menjadi sinyal bahwa ada perubahan yang terjadi dalam sistem tubuh. Perubahan ini tidak selalu berkaitan dengan racun, tapi bisa melibatkan kondisi kesehatan tertentu.
Bau Badan? Berikut Cara Mengatasinya
Apa Itu Bau Badan?
Bau badan muncul bukan karena keringat itu sendiri, melainkan akibat interaksi antara bakteri dan keringat. Bakteri memecah protein dalam keringat dan menghasilkan senyawa berbau, terutama di area seperti ketiak dan selangkangan.
Mengutip laman Medical News Today dan Northwestern Medicine, keringat dari kelenjar apokrin, yang aktif sejak masa pubertas, menjadi medium utama timbulnya bau. Keringat ini mengandung protein dan lemak yang mudah diuraikan bakteri.
Perubahan hormon, pola makan, dan konsumsi obat-obatan bisa memengaruhi komposisi keringat. Hal ini berdampak pada intensitas dan jenis bau yang muncul.
Bau Badan Pertanda dalam Tubuh Banyak Racun?
Anggapan bahwa bau badan disebabkan oleh "racun yang menumpuk" belum ditemukan bukti ilmiah yang mendukungnya. Namun, menurt kedua sumber di atas, dalam beberapa kasus, bau badan memang dapat menjadi petunjuk adanya masalah medis yang lebih serius. Misalnya, bau aseton atau buah bisa menandakan diabetes yang tidak terkontrol.
Selain itu, bau mulut menyengat yang muncul tiba-tiba dapat mengarah pada sleep apnea atau gangguan pada liver. Bahkan, bau seperti amonia dari napas bisa menunjukkan gangguan fungsi ginjal.
Faktor hormonal seperti kehamilan dan menopause juga turut memicu perubahan aroma tubuh. Perubahan kadar estrogen dan testosteron dapat memengaruhi bakteri di kulit dan cara tubuh berkeringat.
Infeksi kulit, baik bakteri maupun jamur, juga berkontribusi terhadap bau badan menyengat. Kondisi lembap dan tertutup seperti kaki dalam sepatu menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Namun, dalam banyak kasus, bau badan muncul karena kebiasaan sehari-hari. Pola makan tinggi protein, kurang menjaga kebersihan tubuh, serta mengenakan pakaian yang tidak menyerap keringat dapat memperparah bau.
Meski terdengar sepele, bau badan bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang. Rasa percaya diri menurun dan relasi sosial terganggu, apalagi jika sudah mencoba berbagai cara namun tidak membaik.
Bagaimana Mengatasi Bau Badan Secara Efektif?
Untuk mengatasi bau badan, menjaga kebersihan tubuh secara rutin tetap menjadi langkah utama. Mandi dengan sabun antibakteri, mengenakan pakaian bersih dan menyerap keringat, serta menggunakan antiperspiran adalah langkah awal yang disarankan.
Menghindari makanan penyebab bau seperti bawang dan alkohol juga dapat membantu. Selain itu, mencukur bulu ketiak bisa mengurangi area lembap yang mempercepat proses pembentukan bau.
Jika semua cara tersebut tidak memberikan hasil, artinya perlu evaluasi medis lebih lanjut. Sebab, bau badan yang tidak biasa bisa saja mengindikasikan kondisi medis tersembunyi.
Beberapa metode medis seperti antiperspiran dengan kandungan aluminium klorida, suntikan botox, hingga prosedur pembedahan telah digunakan untuk kasus yang berat. Namun, pendekatan medis semacam ini sebaiknya dilakukan atas rekomendasi dokter setelah pemeriksaan menyeluruh.
Pada akhirnya, bau badan tidak bisa disamakan dengan “racun” dalam tubuh. Alih-alih melakukan detoks sembarangan, lebih bijak jika kita fokus pada pola hidup sehat dan tanggap terhadap sinyal tubuh.
Jika Anda merasa ada yang berbeda dari bau tubuh Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Semakin cepat ditangani, semakin besar peluang mencegah gangguan kesehatan yang mungkin lebih serius. (*)
KEYWORD :Bau Badan Tanda tubuh beracun Penyebab bau badan Detoks tubuh