Rabu, 14/05/2025 20:45 WIB

Tips Menjaga Kebugaran Selama Ibadah Haji Saat Cuaca Makkah Ekstrem

Perbedaan suhu yang ekstrem di Tanah Suci dan Tanah Air berpotensi membuat jemaah Indonesia kelelahan, terlebih jika tidak cermat menjaga kondisi tubuh. Karena itu, menjaga kebugaran selama berada di Makkah menjadi hal yang tak kalah penting dari kesiapan spiritual.

Cuaca Makkah ekstrem, jemaah haji diimbau untuk memakai payung saat aktivitas luar hotel (Foto: Kemenag)

Jakarta, Jurnas.com - Suhu udara di Makkah selama musim haji bisa mencapai 42 derajat Celcius pada siang hari, jauh lebih panas dibandingkan kondisi di Indonesia. Sementara pada malam hari, suhu tetap tinggi, berkisar di angka 31 derajat Celcius.

Perbedaan suhu yang ekstrem ini berpotensi membuat jemaah kelelahan, terlebih jika tidak cermat menjaga kondisi tubuh. Karena itu, menjaga kebugaran selama berada di Tanah Suci menjadi hal yang tak kalah penting agar tetap sehat, bugar, dan terhindar dari masalah kesehatan yang bisa mengganggu rangkaian ibadah haji.

Berikut adalah beberapa tips menjaga kebugaran tubuh saat ibadah haji di Tanah Suci ketika cuaca ekstrem yang dapat membantu jemaah menjalani ibadah dengan lebih nyaman menurut Kepala Daker Makkah, Ali Machzumi, seperti dikutip dari laman Kemenag RI.

Cuaca di Makkah biasanya paling terik siang hingga menjelang waktu salat Ashar, dan mulai turun saat Magrib hingga Isya. Hal ini membuat waktu petang lebih ideal bagi jemaah untuk beraktivitas di luar ruangan, termasuk salat di Masjidil Haram.

Ali Machzumi mengimbau agar jemaah tidak memaksakan diri salat di Masjidil Haram pada siang hari. Sebagai gantinya, salat Dzuhur dan Ashar bisa dilakukan di musala hotel untuk menjaga stamina.

Menurutnya, salat di hotel tetap mendapat pahala yang sama karena niat dan situasinya sangat dipahami dalam konteks ibadah haji. Kemudian pada waktu Magrib, Isya, dan Subuh, jemaah disarankan untuk salat di Masjidil Haram agar tetap bisa merasakan suasana ibadah di tempat suci tersebut.

Imbauan ini menjadi semakin penting karena jemaah akan tinggal cukup lama di Makkah, hingga menjelang puncak ibadah haji di Armuzna pada 5 Juni 2025. Dengan masa tinggal yang panjang, tenaga perlu dikelola agar tidak habis lebih awal.

Terutama bagi jemaah lansia, aktivitas fisik perlu dibatasi agar tidak berdampak pada kondisi kesehatan menjelang fase puncak haji. Karena itu, sejak dini disarankan untuk menahan diri dari aktivitas berlebih yang bisa menguras stamina.

Selain pengaturan ibadah harian, waktu pelaksanaan umrah wajib juga diatur agar tidak memberatkan jemaah. Mereka yang tiba dari Madinah akan diberi waktu istirahat terlebih dahulu di hotel sebelum melaksanakan umrah.

Sementara jemaah gelombang kedua yang datang langsung dari Indonesia melalui Jeddah, diharapkan menunaikan umrah wajib pada malam hari. Sebelumnya, mereka sudah harus mengenakan kain ihram sejak di embarkasi dan mengambil miqat di Yalamlam atau Bandara King Abdul Aziz.

Selain pengelolaan waktu ibadah, Ali juga menekankan pentingnya menjaga asupan cairan selama berada di Makkah. Udara kering dan suhu tinggi bisa dengan cepat menyebabkan dehidrasi jika jemaah tidak rutin minum air putih.

Minimal dua liter air putih sehari perlu dikonsumsi, terutama saat beraktivitas di luar hotel. Oleh karena itu, membawa botol air minum setiap saat sangat dianjurkan untuk mencegah kondisi tubuh menurun akibat kekurangan cairan.

Di samping itu, pelindung diri seperti payung, topi, atau sorban sebaiknya selalu digunakan saat keluar ruangan. Terik matahari bisa menyengat meskipun hanya berjalan sebentar di bawah langit Makkah.

Ali juga mengingatkan agar jemaah tidak lupa mengonsumsi vitamin untuk menjaga imunitas. Penggunaan kacamata hitam juga direkomendasikan untuk melindungi mata dari silau matahari dan debu.

Dengan cuaca ekstrem dan padatnya aktivitas ibadah, menjaga kebugaran tubuh menjadi bagian penting dari kesuksesan ibadah haji. Sebab, ibadah yang dijalani dengan tubuh yang sehat akan terasa lebih ringan dan khusyuk.

Mengelola energi, menjaga hidrasi, dan mematuhi arahan petugas haji merupakan langkah konkret agar jemaah bisa menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah hingga puncaknya nanti. Dengan ikhtiar ini, jemaah dapat menunaikan ibadah haji secara maksimal tanpa terganggu kondisi fisik. (*)

KEYWORD :

Kebugaran Tubuh Ibadah Haji Cuaca Ekstrem Makkah Musim Haji




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :