Selasa, 13/05/2025 19:52 WIB

Lakukan Pertemuan Bilateral, Puan Bahas Dukungan Bagi Palestina Hingga Perdamaian Pakistan-India

Baru saja kami melaksanakan pertemuan bilateral dengan pimpinan parlemen Aljazair, Bahrain, Oman juga Ceko. Dan Ceko datang sebagai observer.

Ketua DPR RI Puan Maharani (kanan). (Foto: Humas DPR)

Jakarta, Jurnas.com - Hari kedua penyelenggaraan Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau konferensi Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Gedung DPR RI, Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan pertemuan bilateral meeting dengan sejumlah pimpinan parlemen negara yang hadir.

Salah satu isu yang dibahas adalah tentang perdamaian dunia, termasuk dukungan bagi Palestina.

Pagi hingga siang ini, Selasa (13/5), Puan melakukan bilateral meeting dengan pimpinan Parlemen negara Aljazair, Bahrain, dan Oman yang merupakan anggota OKI. Pertemuan digelar di Ruang Delegasi DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Selain dengan ketiga negara tersebut, Puan juga bertemu pimpinan parlemen Ceko. Adapun Ceko bukan merupakan negara anggota PUIC namun hadir sebagai negara observer dalam perhelatan PUIC ke-19 di Indonesia.

“Baru saja kami melaksanakan pertemuan bilateral dengan pimpinan parlemen Aljazair, Bahrain, Oman juga Ceko. Dan Ceko datang sebagai observer,” kata Puan

Pada pertemuan-pertemuan bilateral itu, Puan didampingi Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, serta Anggota BKSAP DPR Gilang Dhielafararez, dan Mufti Anam. Pertemuan bilateral dengan 4 pimpinan negara sahabat tersebut dilakukan secara terpisah.

Pertama, Puan bertemu dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Ibrahim Boughali, kemudian pertemuan dengan Ketua Parlemen Kerajaan Bahrain, Ahmed bin Salman Al Musalam, dan disusul pertemuan dengan Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Khalid Hilal Nasser Al Maawali. Setelahnya Puan bertemu dengan Wakil Ketua DPR Republik Ceko, Jan Skopecek.

Dalam 4 pertemuan bilateral tersebut, Puan bersama para pimpinan parlemen yang hadir membahas isu-isu terkait dinamika internasional, juga peningkatan kerja sama antar negara lewat parlemen. Secara khusus, Puan menyinggung pentingnya komitmen negara-negara dunia terhadap isu kemanusiaan Palestina.

“Penyelesaian konflik Palestina-Israel menjadi isu penting yang harus mendapatkan perhatian kita bersama. Di antaranya melalui penghentian perang di Gaza dan menjamin akses bantuan kemanusiaan," tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Selain dukungan atas kemerdekaan Palestina, Puan juga membahas sejumlah isu, di antaranya terkait perdamaian antar bangsa, hingga stabilitas regional dan global. Bersama Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Puan pun mengungkit sejarah Indonesia dan Aljazair yang tidak bisa dilepaskan dari sosok Presiden Pertama RI, Soekarno yang sejak awal mendukung kemerdekaan Aljazair hingga merdeka di tahun 1962.

"Hubungan Indonesia dan Aljazair memiliki sejarah yang panjang dan dibangun atas dasar perjuangan bersama dalam dekolonisasi dan solidaritas negara-negara Selatan," sebut Puan.

Sementara saat bertemu dengan Ketua Parlemen Bahrain, Puan turut membicarakan masalah perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di negara tersebut mengingat jumlah WNI di Bahrain mencapai 6.900 orang yang sebagian besar bekerja di sektor informal. Secara khusus, ia mengapresiasi upaya perlindungan warga Indonesia oleh Pemerintah Bahrain.

Lalu dengan Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Puan mendiskusikan soal kerja sama bilateral kedua negara. Puan menyebut, hubungan diplomatik RI-Oman yang terjalin sejak tahun 1978 terus berkembang secara konsisten dan berlandaskan kesamaan nilai-nilai Islam, saling percaya dan persahabatan yang erat.

"Saya berharap kedua negara dapat mengintensifkan kembali kerja sama politik dengan merealisasikan Forum Konsultasi Politik II yang tertunda karena Pandemi Covid-19," ucap mantan Menko PMK itu.

Lebih lanjut, Puan mengatakan kerja sama antar-parlemen juga dapat dilakukan melalui forum parlemen tingkat global dan regional, termasuk melalui PUIC. Menurutnya, Konferensi PUIC ke-19 merupakan momen untuk menggalang solidaritas antar parlemen negara islam dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Hal tersebut, kata Puan, dapat dilakukan dengan menumbuhkan resiliensi masyarakat, melalui perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabilitas, serta transparansi.

“PUIC sebagai representasi parlemen negara muslim dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” sebut Puan.

Usai bilateral meeting, Puan lalu mengecek kesiapan venue PUIC ke-19 di kompleks parlemen. Mulai dari ruang makan bagi delegasi dan ketua parlemen negara yang hadir, hingga Ruang Rapat Paripurna I Gedung Nusantara yang akan digunakan sebagai tempat pembukaan dan penutupan PUIC ke-19.

Adapun PUIC ke-19 digelar di Gedung DPR, sejak tanggal 12 Mei 2025 hingga 15 Mei mendatang. Meski acara pembukaan resminya baru digelar esok hari, Rabu (14/5), namun rangkaian kegiatan PUIC ke-19 sudah dimulai sejak kemarin, Senin (12/5), dengan sejumlah pertemuan penting.

Beberapa sesi pertemuan yang telah dilakukan antara lain membahas isu terkait Palestina dan Minoritas Muslim, Dialog Peradaban dan Agama, Ekonomi dan Lingkungan, serta isu Hak Asasi Manusia, Perempuan dan Keluarga.

"Saya sebagai Ketua DPR RI merasa bangga dan terhormat bisa mempertemukan parlemen-parlemen negara OKI. DPR siap menjadi tuan rumah dan berusaha memberikan yang terbaik untuk pelaksanaan konferensi ini,” jelas Puan.

“Saya berharap PUIC sebagai representasi parlemen negara muslim dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang adil, damai, dan sejahtera. Hal tersebut merupakan manifestasi kehadiran islam di dunia sebagai rahmatan lil alamin,” imbuh cucu Bung Karno tersebut.

Pelaksanaan PUIC ke-19 juga sekaligus menandakan keketuaan DPR pada forum Uni Parlemen Negara-negara OKI. Secara otomatis, Puan mengemban tugas sebagai Presiden PUIC ke-19.

“Ibu Ketua DPR kembali dipercaya untuk menjadi presiden organisasi internasional dan kali ini adalah menjadi Presiden untuk PUIC ke-19,” ungkap Wakil Ketua BKSAP DPR Irine Yusiana Roba Putri usai mendampingi Puan dalam pertemuan bilateral di Gedung DPR.

“PUIC merupakan salah satu acara bergengsi, dan ini juga membuktikan sekali lagi keketuaan Indonesia itu sangat dipandang oleh dunia,” tambahnya.

Menurut Irine, salah satu isu utama yang dibahas pada konferensi PUIC ke-19 di Indonesia adalah terkait komitmen untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Hal tersebut juga sangat ditekankan Puan dalam pertemuan-pertemuan bilateral dengan pimpinan negara yang hadir.

“Kita ingin agar Konferensi PUIC yang ke-19 di Indonesia mampu menuntut kepada dunia atas perdamaian yang harus terjadi di Palestina,” ucap Irine.

“Tadi ibu Ketua DPR mengatakan bahwa dukungan Indonesia tidak akan pernah putus kepada saudara-saudara di Palestina sampai Palestina menjadi negara yang merdeka. Kita percaya ketika perjuangan ini menjadi perjuangan bersama, kita akan lebih kuat dan lebih keras lagi bersuara untuk perdamaian di Palestina,” lanjut Anggota Komisi V DPR RI itu.

Tak hanya bagi Palestina, Puan pun disebut mendorong terciptanya perdamaian di berbagai negara yang tengah berkonflik. Termasuk Pakistan dan India.

“Ibu Ketua DPR juga tadi meminta kepada negara-negara yang melakukan bilateral meeting untuk bersama-sama mengutuk segala bentuk kekerasan yang juga terjadi kepada saudara-saudara Muslim kita di berbagai negara, tidak hanya di Palestina. Seperti Pakistan-India, juga kekerasan Rohingya yang masih menjadi fokus dan juga beberapa wilayah lainnya,” papar Irine.

 

 

 

KEYWORD :

Ketua DPR Puan Maharani sidang PUIC Palestina perdamaian Pakistan-India




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :