Jum'at, 09/05/2025 01:03 WIB

Terungkap, Ini Rahasia Hasilkan Kopi Nikmat Menurut Peneliti IPB

Cita rasa kopi yang nikmat tidak semata-mata ditentukan oleh jenis biji kopi yang digunakan. Menurut peneliti IPB University sekaligus pakar genetika ekologi, Prof. Ronny Rachman Noor, faktor lingkungan dan teknik penyeduhan turut memberi pengaruh besar pada kenikmatan kopi.

Secangkir kopi ( Foto: Detik )

Jakarta, Jurnas.com - Cita rasa kopi yang nikmat tidak semata-mata ditentukan oleh jenis biji kopi yang digunakan. Menurut peneliti IPB University sekaligus pakar genetika ekologi, Prof. Ronny Rachman Noor, faktor lingkungan dan teknik penyeduhan turut memberi pengaruh besar pada kenikmatan kopi.

Ia menyebutkan bahwa meskipun jenis kopi sama, rasa dan aromanya bisa berbeda tergantung di mana kopi itu ditanam. Hal ini karena adanya interaksi antara faktor genetik tanaman dan lingkungan tumbuhnya.

Faktor-faktor seperti ketinggian, iklim, suhu, dan kelembaban terbukti memengaruhi komposisi kimia dalam biji kopi. Akibatnya, kopi yang tumbuh di dataran tinggi dengan iklim sejuk akan memiliki profil rasa berbeda dengan kopi dari dataran rendah.

Namun, bukan hanya lokasi penanaman yang menentukan rasa akhir kopi. Teknik penyeduhan juga memegang peranan penting dalam membentuk karakter aroma dan cita rasa.

Salah satu aspek krusial dalam penyeduhan adalah rasio antara air dan kopi. Jika perbandingan tidak seimbang, maka rasa kopi bisa terlalu kuat atau justru hambar.

Selain itu, kualitas air juga tak bisa diabaikan karena air adalah pelarut utama yang mengekstraksi senyawa dari bubuk kopi. Prinsip sederhananya, jika air tersebut enak diminum, maka cocok digunakan untuk menyeduh kopi.

Kemudian, suhu air menjadi faktor penting yang kerap luput diperhatikan oleh banyak orang. Suhu terbaik untuk menyeduh kopi berada di kisaran 91 hingga 96 derajat Celsius.

Jika suhu terlalu tinggi seperti air mendidih 100 derajat, maka aroma kopi bisa rusak dan cita rasanya menurun. Sebaliknya, jika terlalu rendah, ekstraksi senyawa kopi tidak optimal dan rasa pun jadi kurang terasa.

Karena itu, sebaiknya air yang baru mendidih didiamkan beberapa saat sebelum digunakan untuk menyeduh. Dengan cara ini, suhu bisa turun ke tingkat yang ideal tanpa mengurangi potensi rasa dari bubuk kopi.

Selain suhu dan rasio, tingkat kehalusan bubuk kopi juga sangat memengaruhi hasil seduhan. Bubuk yang lebih halus memang memperluas area kontak dengan air panas, sehingga ekstraksi lebih cepat.

Namun, jika terlalu halus, justru bisa mengekstrak senyawa yang tidak diinginkan, membuat rasa kopi menjadi pahit. Maka dari itu, kehalusan bubuk harus disesuaikan dengan metode seduh yang digunakan.

Durasi penyeduhan pun tidak boleh sembarangan karena turut menentukan senyawa mana yang terlarut ke dalam cangkir. Penyeduhan terlalu singkat akan menghasilkan rasa yang lemah, sedangkan terlalu lama bisa mengekstrak senyawa pahit seperti alkaloid.

Oleh sebab itu, waktu penyeduhan perlu dikontrol agar hanya komponen terbaik dari kopi yang terekstraksi. Ini adalah keseimbangan antara seni dan sains yang saling melengkapi.

Pada akhirnya, menghasilkan kopi yang nikmat membutuhkan pemahaman terhadap banyak variabel. Mulai dari kondisi alam tempat kopi tumbuh, hingga proses teknis seperti suhu, air, dan waktu penyeduhan.

Memahami faktor-faktor ini bukan hanya meningkatkan kualitas seduhan, tetapi juga menghargai kompleksitas yang ada di balik secangkir kopi. Sebab, setiap seruputan kopi merupakan hasil dari interaksi alam, ilmu pengetahuan, dan kepekaan rasa manusia. (*)

KEYWORD :

Kopi Nikmat Penyeduhan Kopi Ideal Penanaman kopi Bubuk kopi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :