
Stadion Emirates, kandang Arsenal (Foto: Goal)
Jakarta, Jurnas.com - Sebutan The Gunners untuk Arsenal Football Club bukan tanpa makna. Klub asal Inggris ini memiliki sejarah panjang yang berakar dari sebuah pabrik senjata yang berada kawasan Woolwich, London Tenggara pada 1886 silam.
Arsenal didirikan oleh para pekerja pabrik senjata Royal Arsenal. Awalnya, klub ni menamakan diri Dial Square sebelum berganti menjadi Royal Arsenal, dan kemudian Woolwich Arsenal.
Pada tahun 1913, Woolwich Arsenal pindah ke Highbury di London Utara, stadion ikonik yang pernah berjaya pada masanya. Bersamaan dengan itu pula, kata `Woolwich` dihapus dari nama klub untuk berganti menjadi Arsenal F.C.
Julukan `The Gunners` dan lambang meriam pada logo klub mencerminkan asal-usul klub dari sebuah pabrik senjata. Identitas ini tidak hanya simbolis, tetapi juga mencerminkan semangat juang dan determinasi yang menjadi ciri khas Arsenal sepanjang sejarahnya.
Era kejayaan pertama Arsenal dimulai pada 1925 dengan penunjukan Herbert Chapman sebagai manajer. Chapman memperkenalkan inovasi taktis dan profesionalisme yang membawa Arsenal meraih lima gelar Liga Inggris dan dua Piala FA pada dekade 1930-an.
Setelah periode sulit pasca-Perang Dunia II, Arsenal kembali meraih sukses di bawah asuhan Bertie Mee pada awal 1970-an, termasuk meraih `double` Liga dan Piala FA pada musim 1970-71.
Namun, transformasi terbesar terjadi pada tahun 1996 saat Arsène Wenger menukangi The Gunners. Wenger memperkenalkan filosofi permainan menyerang yang atraktif dan membawa Arsenal meraih tiga gelar Liga Inggris, termasuk musim 2003-2004 tanpa kekalahan, serta tujuh Piala FA.
Saat ini, di bawah kepemimpinan Mikel Arteta, Arsenal melanjutkan tradisi permainan menyerang dengan sentuhan modern. Arteta, mantan kapten Arsenal, menekankan pentingnya identitas klub dan membangun tim yang tidak hanya kompetitif tetapi juga mencerminkan nilai-nilai Arsenal.
Menjelang pertandingan melawan PSG di Parc des Princes pada Kamis (8/5), Arsenal membawa semangat dan filosofi yang telah diwariskan selama lebih dari satu abad. Pertandingan ini bukan sekadar laga semifinal, tetapi juga representasi dari perjalanan panjang klub yang berakar dari gudang senjata menuju panggung tertinggi sepak bola Eropa.
KEYWORD :Arsenal Pabrik Senjata The Gunners Liga Champions