
Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan kehormatan Ketua Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen di Gedung DPR. (Foto: Dok. Humas DPR)
Jakarta, Jurnas.com - Ketua DPR RI Puan Maharani menerima kunjungan kehormatan Ketua Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen di Gedung DPR.
Pertemuan ini merupakan upaya mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja, khususnya di bidang parlemen, perdagangan, pertahanan, hingga isu-isu sosial yang menjadi perhatian bersama.
“Selamat datang kepada Yang Mulia bapak Hun Sen, Ketua Senat Kerajaan Kamboja di gedung Parlemen Indonesia ini,” kata Puan saat menyambut kedatangan Hun Sen dan rombongan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (7/5).
Hun Sen datang ke DPR bersama sejumlah Senat Kerajaan Kamboja. Dalam pertemuan ini, Puan didampingi Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris, Anggota Komisi I DPR Nico Siahaan, Anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez, dan Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Santo Darmosumarto.
Sebelum Courtesy Call, Puan mendampingi Ketua Senat Kamboja Hun Sen menandatangani piagam kehadiran dilanjutkan foto bersama. Dalam kesempatan ini, Puan juga mengajak Hun Sen yang merupakan mantan Perdana Menteri Kamboja itu melakukan Tour Building Gedung Nusantara.
Puan pun menjelaskan Gedung Nusantara yang juga dikenal dengan sebutan gedung kura-kura adalah salah satu tempat bersejarah di Indonesia. Ia menyebut pertemuan di gedung kura-kura memiliki arti penting.
"Gedung ini digagas oleh Presiden pertama RI bapak Sukarno. Atap gedung ini mencerminkan adanya kepakan sayap burung yang melambangkan Indonesia yang akan akan tumbuh dan berkembang," tutur Puan.
Saat bilateral meeting, Puan berbicara soal
eratnya hubungan Indonesia dengan Kamboja yang telah terjalin sejak era Presiden Sukarno dan Raja Norodom Sihanouk.
Sebelum pertemuan ini, Puan juga sudah pernah bertemu dengan Hun Sen dalam perhelatan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Phnom Penh pada 2022.
Puan juga menuturkan kontribusi Indonesia dalam proses perdamaian Kamboja di tahun 1980-an dan 1990-an sebagai warisan nilai-nilai dialog dan rekonsiliasi yang masih relevan saat ini.
"Hubungan yang erat di masa lalu tentu diharapkan dapat menjadi fondasi bagi hubungan yang solid bagi hubungan masa kini, dan di masa depan," sebut perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan melanjutkan, Indonesia dan Kamboja perlu memperkuat kerja sama dalam menghadapi tantangan global seperti persaingan kekuatan besar dan perang dagang. Kedua negara juga dinilai perlu memperkokoh solidaritas ASEAN demi terciptanya kawasan Asia Tenggara yang damai dan stabil.
"Saat ini diperlukan sinergi antara pemerintah dan parlemen dalam mengatasi berbagai tantangan global, yang semakin kompleks," jelas Puan.
Dalam pertemuan tersebut, Puan dan Hun Sen sempat membahas persoalan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kamboja, meski tidak secara khusus.
Untuk kerja sama antar-parlemen, Puan menekankan pentingnya diplomasi parlemen dalam menghadapi tantangan global dan krisis multidimensi. Ia mendorong kerja sama lebih erat antara DPR RI dan Senat Kamboja melalui kunjungan pimpinan dan anggota parlemen, pertukaran pengetahuan, serta keterlibatan dalam forum regional seperti AIPA, APA (Asian Parliamentary Assembly), dan IPU (Inter-Parliamentary Union).
“Hubungan parlemen yang lebih erat akan memperkuat rasa saling percaya dan saling pengertian antara kedua negara,” jelasnya.
Lebih lanjut, mantan Menko PMK ini mengapresiasi volume perdagangan bilateral 2024 yang telah melampaui USD 1 miliar, namun masih ada potensi yang bisa ditingkatkan. Puan mendorong konektivitas dan promosi dua arah dalam memperkuat kerja sama ekonomi, termasuk rencana pembukaan rute penerbangan langsung oleh AirAsia rute Kamboja-Bali dan tambahan rute Jakarta–Phnom Penh.
"Kita perlu mencari peluang baru meningkatkan perdagangan bilateral. Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral dengan meningkatkan konektivitas, mempromosikan perdagangan dua arah, dan meningkatkan kerja sama investasi," paparnya.
Puan juga mendorong kerja sama dalam aspek pengembangan industri halal Kamboja. Hal ini disebut dapat tercipta dengan dukungan Indonesia dalam pelatihan sertifikasi halal untuk mempermudah ekspor ke negara-negara Muslim.
“Kita juga perlu mengembangkan persahabatan antar masyarakat terutama generasi muda, guna mendukung solidnya hubungan kedua negara,” tutur Puan.
Pada kesempatan ini, Hun Sen juga menekankan pentingnya peningkatan hubungan antara Indonesia dan Kamboja. Apalagi, Kamboja merasa memiliki hubungan spesial dengan Indonesia.
Bahkan Kamboja akan memberi nama jalan di ibukotanya dengan nama dua tokoh Indonesia yakni sang Proklamator, Sukarno, dan legenda diplomat Ali Alatas. Hun Sen mengundang Puan untuk datang ke Phnom Penh menghadiri peresmian dua nama jalan itu.
“Saya merasa terhormat bahwa kontribusi Indonesia telah diakui dengan dinamainya dua jalan di Phnom Penh berdasarkan nama tokoh-tokoh Indonesia, yaitu Presiden Sukarno dan Menteri Luar Negeri Ali Alatas,” ungkapnya.
Sebagai Cucu Sukarno, Puan secara khusus berterima kasih kepada Kamboja atas kehormatan tersebut.
“Ini bukan hanya kehormatan besar bagi keluarga Presiden Sukarno, tetapi juga bagi rakyat Indonesia,” kata Puan haru.
Puan berharap pertemuannya dengan Hun Sen dapat semakin mempererat hubungan kedua negara, khususnya hubungan antar-parlemen.
“Semoga pertemuan ini bisa berkontribusi memperkuat hubungan bilateral yang lebih kokoh antara Indonesia dan Kamboja,” ucapnya.
Pertemuan Puan dengan Hun Sen berjalan dengan hangat, selama lebih dari 30 menit. Menurut Puan, ia dan Hun Sen membahas soal kerja sama Indonesia dan Kamboja mulai dari perdagangan, pertahanan, dan lain-lain.
“Beliau mengharapkan hubungan yang semakin erat ini terus ditingkatkan. Sekarang beliau ikut menjadi penasehat dari semua pemerintahan yang ada dan beliau juga menyampaikan dari pertemuan dengan Bapak Presiden Prabowo yang juga merupakan teman baik beliau, beliau berharap bahwa semua kerja samadan hubungan yang sudah baik ini bisa terus dilanjutkan,” urai Puan usai pertemuan.
Kepada Puan, Hun Sen menyatakan terinspirasi bahwa Indonesia sudah memiliki ketua parlemen perempuan. Saat ini, Kamboja juga memiliki ketua parlemen perempuan yakni Khuon Sudary.
“Beliau menyampaikan terinspirasi bahwa Indonesia sudah ada ketua DPR perempuan. Jadi sekarang di Kamboja kemudian ada ketua DPR perempuan juga,” katanya.
“Jadi Alhamdulillah Indonesia dan Kamboja punya ketua DPR perempuan dan ke depannya semoga hubungan antara Indonesia dan Kamboja tetap baik,” tambah Puan.
Adapun Senat Kamboja Hun Sen dijadwalkan mengunjungi beberapa lokasi di Jakarta sebagai bagian dari rangkaian kunjungannya di Indonesia. Hun Sen telah bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana, Jakarta, kemarin, Senin (5/5).
KEYWORD :
Ketua DPR Puan Maharani PDIP Kamboja Ketua Senat Hun Sen kerja sama