
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 3 Mei 2025. REUTERS
KAIRO - Israel meminta Qatar, mediator utama antara Israel dan Hamas, untuk "berhenti bermain di kedua sisi dengan omong kosongnya dan memutuskan apakah berada di pihak peradaban atau di pihak Hamas", kata kantor Perdana Menteri Israel.
Qatar menolak pernyataan tersebut dan mengatakan sebagai "provokatif".
Meskipun ada upaya dari mediator Mesir dan Qatar untuk memulihkan gencatan senjata, baik Israel maupun Hamas tidak menunjukkan keinginan untuk mundur dari tuntutan inti, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan atas kegagalan mencapai kesepakatan.
Israel, yang menginginkan pengembalian 59 sandera yang masih ditawan di Gaza, bersikeras Hamas harus melucuti senjata dan dikecualikan dari peran apa pun dalam pemerintahan masa depan daerah kantong itu, suatu syarat yang ditolak Hamas.
Israel bersikeras menyetujui akhir pertempuran yang langgeng dan penarikan pasukan Israel sebagai syarat kesepakatan yang akan membebaskan para sandera.
"Negara Qatar dengan tegas menolak pernyataan menghasut yang dikeluarkan oleh Kantor Perdana Menteri Israel, yang jauh dari standar tanggung jawab politik dan moral yang paling mendasar," juru bicara kementerian luar negeri Qatar Majed Al-Ansari memposting di X pada Minggu dini hari.
Al-Ansari mengkritik penggambaran konflik Gaza sebagai pembelaan terhadap peradaban, menyamakannya dengan rezim historis yang menggunakan "narasi palsu untuk membenarkan kejahatan terhadap warga sipil."
Dalam postingannya, Al-Ansari mempertanyakan apakah pembebasan 138 sandera dicapai melalui operasi militer atau upaya mediasi, yang menurutnya dikritik dan dirusak secara tidak adil.
Ia juga mengutip situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza yang diwakili oleh apa yang disebutnya blokade yang menyesakkan, kelaparan sistematis, penolakan pengobatan dan tempat tinggal, dan penggunaan bantuan kemanusiaan sebagai alat pemaksaan politik.
Pada hari Jumat, kabinet keamanan Israel menyetujui rencana untuk operasi yang diperluas di Jalur Gaza, media Israel melaporkan pada hari Jumat, menambah tanda-tanda bahwa upaya untuk menghentikan pertempuran dan mengembalikan sandera yang ditahan oleh Hamas tidak menghasilkan kemajuan.
Kampanye Israel dipicu oleh serangan Hamas yang menghancurkan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang di Israel selatan dan menyebabkan 251 orang disandera.
Sejauh ini, serangan itu telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina dan menghancurkan Gaza, tempat kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan bahwa blokade Israel berisiko menimbulkan bencana kemanusiaan.
KEYWORD :Israel Palestina Gencatan Senjata Qatar Gaza