
Wahyu Denis Kurniawan pengatur pencahayaan film animasi Jumbo. (Foto: Jurnas/dokpri).
Jakarta, Jurnas.com- Di balik visual kece film animasi Jumbo, ada tangan dingin seorang alumni Universitas Mercu Buana (UMB) yang ikut bikin dunia imajinasi jadi hidup. Wahyu Denis Kurniawan, pria kelahiran 1994, memang bukan jebolan sekolah film atau animasi. Tapi siapa sangka, latar belakang pendidikannya sebagai sarjana Arsitektur justru jadi kunci suksesnya jadi Lighting & Compositing Artist andal.
Denis, begitu ia disapa, awalnya menempuh pendidikan SMK Multimedia dan sudah terjun ke dunia animasi sejak remaja. Tapi semangat belajarnya tak berhenti di situ. Ia memilih kuliah arsitektur di Universitas Mercu Buana, bukan untuk ganti jalur karier, tapi untuk memperluas cara pandangnya terhadap desain dan visual.
“Di arsitektur, saya belajar tentang ruang, cahaya, dan bagaimana membentuk suasana. Ternyata itu semua sangat kepakai waktu kerja di animasi,” kata Denis saat diwawancarai, baru-baru ini.
Kuliah di Program Studi Aristektur Fakultas Teknik, UMB, bukan cuma soal teori. Salah satu mata kuliah favoritnya, Studio Perancangan, menurutnya sangat melatih pola pikir konseptual. Di situ ia belajar merancang dari nol, riset, lalu membangun ide jadi bentuk visual. Pola kerja ini sangat mirip dengan proses produksi animasi, terutama saat ia harus mengatur mood lighting dalam adegan film.
Selama menempuh pendidikan di UMB, Denis menemukan titik terang dalam mata kuliah Studio Perancangan mata kuliah yang menjadi favoritnya sekaligus pengalaman paling berkesan. Di sanalah ia ditempa untuk menyusun konsep, melakukan analisis, dan menerapkan desain dalam konteks yang lebih besar.
“Studio Perancangan melatih saya untuk berpikir sistematis. Setiap proyek dimulai dari riset, dilanjutkan dengan eksplorasi ide, lalu ditransformasikan ke dalam visual yang utuh. Pola ini saya terapkan dalam menyusun visual film, terutama saat menciptakan mood dan atmosfer melalui lighting,” ungkapnya.
Tak hanya itu, para dosen di UMB pun memberikan pengaruh besar dalam membentuk cara pandangnya terhadap desain. Denis mengaku banyak belajar dari pendekatan para pengajarnya yang menekankan pentingnya narasi dalam desain arsitektur sebuah wawasan yang kini ia aplikasikan dalam storytelling visual di dunia animasi.
Kemampuan memahami ruang dan cahaya adalah warisan penting dari dunia arsitektur yang kini menjadi senjata utama Denis dalam pekerjaannya. Ia menjelaskan bahwa dalam arsitektur, cahaya dipelajari bukan sekadar elemen fungsional, melainkan sebagai pencipta suasana ruang. Pemahaman itu kemudian ia bawa dalam setiap proyek animasi.
“Lighting dalam animasi bukan cuma soal terang dan gelap, tapi tentang bagaimana membuat penonton merasakan adegan. Cahaya bisa menyampaikan emosi, menunjukkan waktu, bahkan mendukung perkembangan cerita. Pemahaman ini sangat dipengaruhi oleh arsitektur,” jelas Denis.
Dalam film Jumbo, Denis bertugas mengatur pencahayaan dan menyatukan elemen visual dari ratusan kreator animasi se-Indonesia. Kerjanya bukan hal gampang. Tapi berkat bekal arsitektur, ia terbiasa berpikir sistematis dan tahu cara menyatukan berbagai elemen dalam satu “ruang visual” yang terasa utuh. Proyek ini melibatkan lebih dari 420 kreator dari berbagai daerah di Indonesia. Tantangan terbesar, menurutnya, adalah menjaga konsistensi visual di tengah keragaman gaya dan pendekatan teknis.
“Arsitektur itu ngajarin saya untuk peka sama detail dan suasana. Dan itu penting banget di animasi, apalagi untuk cerita anak-anak,” ujarnya.
Sebelum Jumbo, Denis juga terlibat di Nussa The Movie (2021). Ia berharap ke depan bisa terus berkarya di dunia animasi dan bikin tontonan yang nggak cuma keren secara visual, tapi juga punya nilai edukatif dan positif untuk anak-anak Indonesia.
“Buat kamu yang lagi kuliah atau baru lulus dan masih bingung jalur karier, Denis punya pesan simpel: jangan takut lintas bidang,” Katanya.
“Ilmu itu saling nyambung. Selama kita mau belajar dan eksplorasi, semua pengalaman pasti bisa dipakai,” pungkasnya.
Keren banget ya! Dari dunia arsitektur ke layar bioskop, Wahyu Denis Kurniawan membuktikan bahwa jalan sukses bisa datang dari arah yang tak terduga.
KEYWORD :Denis Kurniawan Film Jumbo Universitas Mercu Buana