Rabu, 30/04/2025 17:14 WIB

Mengenal Makna dan Sejarah Penamaan Bulan Zulkaidah

Dzulqa’dah atau dalam bahasa Indonesia disebut Zulkaidah merupakan bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah, terletak di antara bulan Syawal dan Dzulhijjah. Bulan ini juga terletak antara dua hari raya umat Islam, Idulfitri dan Iduladha.

Ilustrasi - Keutamaan Bulan Dzulqa`dah dan amalannya yang dianjurkan (Foto: Arina)

Jakarta, Jurnas.com - Bulan Dzulqa’dah atau dalam bahasa Indonesia disebut Zulkaidah merupakan bulan ke-11 dalam kalender Hijriyah, terletak di antara bulan Syawal dan Dzulhijjah. Bulan ini juga terletak antara dua hari raya umat Islam, Idulfitri dan Iduladha.

Tahun ini, berdasarkan kalender Hijriah yang dirilis Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, 1 Zulkaidah 1446 H jatuh pada Selasa 29 April 2025 dan berlangsung hingga 27 Mei 2025, dengan total 29 hari. Dalam tradisi masyarakat Jawa, bulan ini dikenal sebagai “bulan Apit” karena mengapit Idulfitri dan Iduladha.

Namun lebih dari sekadar penanda waktu, Zulkaidah adalah salah satu dari empat bulan suci (asyhurul hurum) yang dimuliakan dalam Islam. Tiga bulan lainnya adalah Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Kemuliaan ini ditegaskan langsung dalam Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 36:

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan…” (QS. At-Taubah [9]: 36)

Mengutip laman UIN Sunan Gunung Djati Bandung secara etimologis, kata Zulkaidah berasal dari dua kata dalam bahasa Arab: “Dzu” yang berarti “pemilik” dan “Qa’dah” yang berarti “duduk” atau “tempat duduk” atau "tempat yang diduduki". Jika diterjemahkan langsung atau literal, maka maknanya adalah “pemilik duduk” atau lebih umum dikenal sebagai “bulan duduk-duduk”.

Sekilas terdengar aneh bagi telinga orang Indonesia, namun penamaan ini mengandung makna budaya yang dalam. Sejarawan Muslim terkemuka, al-Biruni, dalam karya monumentalnya “al-Atsar al-Baqiyah ‘anil Qurun al-Khaliyah”, menjelaskan bahwa pada bulan ini, masyarakat Arab pra-Islam memilih untuk berdiam diri, tidak bepergian, dan menghindari konflik. Bulan ini secara luas dianggap sebagai masa damai, di mana peperangan dihentikan dan suku-suku Arab berkomitmen untuk tidak menyerang satu sama lain.

Pakar linguistik klasik Ibnu Mandzur, melalui ensiklopedia bahasa Arab Lisanul Arab, menguatkan penjelasan ini. Ia menyebut bahwa Zulkaidah adalah masa di mana orang Arab lebih memilih untuk “duduk” di rumah dan menahan diri dari aktivitas yang berpotensi memicu konflik, termasuk perang.

Bulan Zulkaidah statusnya dianggap sebagai “bulan perdamaian” atau "bulan genjatan senjata". Sejak zaman jahiliyah, jauh sebelum Islam diturunkan, bangsa Arab sudah menganggap bulan ini sebagai waktu yang sakral, di mana peperangan dihentikan, perjalanan menjadi aman, dan konflik antar suku ditunda.

Keistimewaan Zulkaidah tak hanya terbatas pada sisi historis dan budaya. Dalam Islam, bulan ini termasuk asyhurul hurum, yaitu bulan-bulan yang secara syariat memiliki keistimewaan. Fakhruddin ar-Razy, dalam tafsir Mafatih al-Ghaib, menyebut bahwa di bulan-bulan haram, termasuk Zulkaidah di mana segala bentuk maksiat dilipatgandakan dosanya. Sebaliknya, amal baik akan mendapat pahala berlipat

Artinya, setiap tindakan—baik ataupun buruk—memiliki dampak spiritual yang lebih besar. Karenanya, umat Islam didorong untuk memperbanyak amal saleh dan menjauhi kemaksiatan selama bulan ini.

Zulkaidah juga menjadi bulan persiapan menuju Dzulhijjah, puncak pelaksanaan ibadah haji. Karena itulah, bulan ini ditandai dengan suasana tenang dan damai, baik dalam konteks sejarah Arab maupun ajaran Islam.

Pada zaman Nabi, bahkan jauh sebelum wahyu diturunkan, suku-suku Arab telah sepakat untuk menghormati bulan ini. Mereka memahami bahwa stabilitas dan keamanan selama Zulkaidah sangat penting untuk memfasilitasi perjalanan para jemaah haji menuju Makkah. Tradisi ini terus diwariskan dan dikuatkan dalam Islam. (*)

Wallohu`alam

KEYWORD :

Bulan Zulkaidah Bulan Perdamian Bulan Apit Dzulqa`da Kalender Hijriah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :