
Ilustrasi - Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal (Foto: Kajian Islam/Lspt)
Jakarta, Jurnas.com - Bulan Syawal merupakan salah satu bulan yang penuh keberkahan dan keutamaan, serta dinanti oleh umat Islam, setelah berakhirnya bulan Ramadan. Bulan kesepuluh dalam kalender Hijriah ini, selain dikenal sebagai bulan kemenangan, juga dikenal sebagai bulan kesempatan untuk melaksanakan puasa Syawal atau puasa enam hari di bulan Syawal.
Dikerjakan setelah Idulfitri atau dalam rentang di bulan Syawal, puasa ini memberi pahala setara dengan berpuasa selama satu tahun penuh. Amalan yang tergolong sunnah ini juga memiliki keutamaan luar biasa dari segi spiritualitas hingga dampak sosial.
Rasulullah SAW menyampaikan dalam hadis sahih riwayat Muslim bahwa siapa pun yang berpuasa penuh di bulan Ramadan lalu melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia mendapat ganjaran seolah-olah berpuasa selama satu tahun penuh.
Selain itu, dikutip dari laman Baznas, para ulama seperti Imam Nawawi dan Ibnu Rajab menegaskan bahwa puasa Syawal juga merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah atas taufik yang diberikan untuk menyelesaikan Ramadan.
Dengan kata lain, puasa enam hari di bulan Syawal ini adalah pelengkap spiritual, seperti seseorang yang merapikan ibadahnya agar tidak ada celah yang tertinggal. Ia bukan hanya perpanjangan semangat Ramadan, tapi juga penanda bahwa ibadah yang dilakukan bukan bersifat musiman.
Adapun terkait waktu pelaksanan puasa Syawal fleksibel. Dimulai sejak 2 Syawal, meski lebih utama dilakukan secara berturu-turut, puasa ini bisa dilakukan kapan saja selama bulan Syawal masih berlangsung.
Di tahun 2025, 2 Syawal jatuh pada Selasa, 1 April. Artinya, umat Islam sudah bisa mulai menjalankan puasa Syawal pada hari tersebut, dengan rentang waktu hingga akhir bulan Syawal, yang diperkiran berakhir pada 28 April 2025.
Ulama seperti Syekh Ibnu Hajar al-Haitami bahkan menyebut bahwa puasa ini tetap sah meskipun dilakukan terpisah, selama masih dalam bulan Syawal. Banyak orang memilih melakukannya di hari Senin dan Kamis, sekaligus meraih pahala dari dua amalan sunnah dalam satu waktu.
Mengutip laman Kemenag dan UIN Sunan Gunung Djati Bandung, hal ini pun diperbolehkan. Dalam kitab I’anatut Thalibin, Syaikh Abu Bakar Syatha menyebutkan bahwa jika dua ibadah sunnah bertemu dalam satu hari—misalnya puasa Arafah yang jatuh pada hari Senin—maka boleh menggabungkan niat keduanya.
Dengan kata lain, seseorang tetap mendapatkan pahala dari dua ibadah tersebut. Jadi, menggabungkan puasa Syawal dengan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Senin atau Kamis bukan hanya sah, tetapi juga mendapat pahala dari keduanya.
Dari sisi spiritual, puasa enam hari ini menjadi jembatan penting bagi mereka yang ingin menjaga keistiqomahan setelah Ramadan. Bulan suci memang penuh atmosfer ibadah, namun seringkali setelah Idulfitri berlalu, semangat itu memudar. Inilah fungsi puasa Syawal, yakni memperpanjang energi Ramadan, menjaga ritme ibadah tetap hidup, dan menanamkan nilai istiqamah dalam keseharian.
Ada pula sisi emosional yang tak kalah penting. Mereka yang berpuasa Syawal sering merasakan ketenangan batin. Kedekatan dengan Allah menjadi lebih nyata, kehadiran spiritual dalam hidup terasa lebih kuat.
Keutamaan puasa Syawal juga terasa dalam ranah sosial. Saat banyak orang menghidupkan amalan ini, suasana spiritual masyarakat tetap terjaga, bahkan setelah bulan Ramadan berakhir. Ini menumbuhkan lingkungan yang saling menasihati dalam kebaikan, mengajak pada kebajikan, dan menjauh dari sikap lalai.
Orang yang terbiasa menjalani puasa sunnah juga cenderung lebih tenang dalam berinteraksi, lebih sabar menghadapi konflik, dan lebih mampu menahan diri dari hal-hal negatif. Karakter semacam ini membawa dampak baik di keluarga, lingkungan kerja, hingga masyarakat luas.
Mengtuip laman Nahdlatul Ulama, adapun soal hukum, perlu diperhatikan bahwa puasa Syawal hanya disunnahkan bagi mereka yang telah menyempurnakan puasa Ramadan. Jika seseorang masih memiliki utang puasa Ramadan, dianjurkan agar utang itu diselesaikan lebih dulu sebelum mengerjakan puasa Syawal. (*)
Wallohu`alam
KEYWORD :Puasa Syawal Puasa Enam Hari Bulan Syawal Amalan Syawal