Rabu, 30/04/2025 22:57 WIB

Hari Perempuan Internasional 2025: Merayakan Perjuangan, Menggapai Kesetaraan

Pada 2025 ini, meskipun perempuan telah membuat banyak kemajuan dalam memperjuangkan hak-haknya, ketimpangan dan tantangan baru tetap ada, memaksa perjuangan untuk terus berlanjut.

Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional atau International Women`s Day (IWD), momen penting untuk menghargai pencapaian perempuan di berbagai bidang sekaligus menyadarkan masyarakat akan perjalanan panjang yang masih harus ditempuh dalam mencapai kesetaraan gender.

Pada 2025 ini, meskipun perempuan telah membuat banyak kemajuan dalam memperjuangkan hak-haknya, ketimpangan dan tantangan baru tetap ada, memaksa perjuangan untuk terus berlanjut.

Mengutip laman resmi Inernationalwomensday, Hari Perempuan Internasional atau International Women`s Day (IWD) pertama kali digagas pada 1909 di Amerika Serikat sebagai respons terhadap perjuangan perempuan buruh yang menuntut hak-hak dasar, seperti upah yang setara, hak pilih, dan kondisi kerja yang lebih baik. Pada 1911, IWD pertama kali diperingati di Eropa, dengan aksi global yang terus mengangkat hak-hak perempuan.

Seiring waktu, IWD berkembang menjadi perayaan internasional yang tidak hanya mengenang perjuangan masa lalu, tetapi juga menyoroti isu-isu kontemporer terkait ketidaksetaraan gender. Dari perjuangan hak pilih hingga kesetaraan dalam dunia kerja, IWD mengingatkan bahwa meskipun banyak kemajuan tercapai, tantangan masih tetap ada.

Pada 2025, perempuan telah meraih banyak prestasi luar biasa, termasuk mengisi posisi penting dalam pemerintahan, dunia bisnis, hingga luar angkasa. Namun, meskipun ada kemajuan signifikan, kesenjangan masih terasa. Upah yang tidak setara antara pria dan perempuan, jumlah perempuan yang sedikit di posisi kepemimpinan, serta tingginya angka kekerasan berbasis gender menunjukkan bahwa perjuangan belum selesai.

Data global menunjukkan bahwa meskipun lebih banyak perempuan mengenyam pendidikan tinggi, akses terhadap pekerjaan dengan upah layak dan kesempatan untuk berkarir di sektor yang didominasi pria, seperti teknologi dan politik, tetap terbatas. Bahkan di negara-negara maju, kesenjangan upah gender masih mencuat.

Hari Perempuan Internasional 2025 menjadi ajang bagi individu, organisasi, dan negara untuk menyoroti isu-isu yang masih dihadapi perempuan. Banyak negara merayakan IWD sebagai hari libur nasional, sementara di tempat lain, masyarakat menggelar berbagai acara, mulai dari konferensi bisnis hingga parade budaya, yang semuanya bertujuan untuk memperkuat visibilitas perempuan di berbagai sektor.

IWD bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga panggilan untuk aksi. Perempuan dan laki-laki di seluruh dunia bersama-sama berusaha mengatasi hambatan yang masih menghalangi kesetaraan penuh. Beberapa perusahaan besar, termasuk Google, rutin merayakan IWD dengan Doodle khusus yang merayakan perempuan dan tema-tema yang relevan dengan perjuangan kesetaraan. Tema IWD 2023, DareToBe, mengajak setiap individu untuk berani menjadi diri mereka sendiri, menantang stereotip, dan meraih perubahan.

IWD di tahun 2025 semakin relevan karena berfokus pada pencapaian yang telah diraih sekaligus menyoroti tantangan yang masih ada. Meskipun perempuan telah meraih banyak posisi penting, ketidaksetaraan masih mencuat dalam bentuk yang lebih halus, seperti beban ganda dalam pekerjaan dan keluarga, kekerasan seksual, serta kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan yang memadai.

Pada 2025, gerakan untuk kesetaraan gender semakin kuat. Namun, perjalanan masih panjang. Oleh karena itu, IWD menjadi panggilan untuk terus melangkah maju dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan setara bagi perempuan dan laki-laki. (*)

KEYWORD :

Hari Perempuan Internasional Hari Perempuan Sedunia Kesetaraan Gender




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :