
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (L) dan Raja Salman
Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump baru-baru ini meminta strategi besar di antara negara-negara Sunni untuk mengisolasi negara Iran.
Meski begitu, Teheran menerima ancaman tersebut dengan ketenangan, sebab dalam praktiknya, administrasi Trump menunjukkan keinginan melakukan bisnis dengan negara para Mulla tersebut, menurut New York Times yang rilis pada Minggu (28/5)
Pada pertemuan puncak Arab-Amerika baru-baru ini di Arab Saudi, Trump menjadi tamu raja Saudi, Salman bin Abdulaziz al Saud, musuh bebuyutan Iran. Negara-negara tersebut menandatangani kesepakatan senjata senilai USD110 miliar dan USD300 miliar di Transaksi lainnya
Sampai rezim Iran bersedia menjadi mitra perdamaian, kata Trump pada pertemuan tersebut, semua negara sunni harus bekerja sama untuk mengisolasi Iran, yang menyangkal pendanaan untuk terorisme.
Menanggapi kesepakatan senjata tersebut, Pemimpin Revolusi Islam, Ayatollah Sayyid Ali Khamenei mengatakan, pada Sabtu (28/5) bahwa pembelian tersebut tidak akan menghasilkan apapun.
"Orang bodoh (Arab Saudi) ini berpikir dengan membelanjakan uang, mereka bisa menjalin persahabatan dengan musuh-musuh Islam," katanya. "Mereka seperti sapi perah. Mereka akan diperah, dan saat mereka kehabisan susu, mereka akan disembelih. "
Pembicaraan yang sulit dari kedua belah pihak, namun saat kembali ke Iran, mereka menunggu pengiriman armada pesawat Boeing buatan Amerika, hasil dua kesepakatan senilai USD22 miliar untuk perusahaan AS. Kontrak terakhir antara pembuat pesawat dan maskapai Iran Aseman ditandatangani dua bulan setelah Trump dilantik.
Donald Trump Iran Teroris