Rabu, 31/12/2025 20:49 WIB

Mengapa Malam Tahun Baru Selalu Identik dengan Kembang Api?





Mengapa kembang api selalu identik dengan perayaan malam tahun baru? Bagaimana sejarah dan perkembangannya?

Ilustrasi Sejarah Panjang di Balik Tradisi Kembang Api di Malam Tahun Baru (Pexels/Rakicevic Nenad)

Jakarta, Jurnas.com - Setiap malam pergantian tahun atau malam tahun baru, langit di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, selalu dipenuhi cahaya kembang api. Pemandangan ini bukan sekadar hiburan visual, melainkan tradisi global yang berakar pada sejarah panjang dan kepercayaan budaya manusia.

Lantas, mengapa kembang api selalu identik dengan perayaan malam tahun baru? Bagaimana sejarah dan perkembangannya?

Dikutip dari berbagai sumber, asal-usul kembang api bermula di Tiongkok kuno pada masa Dinasti Tang, sekitar abad ke-7 hingga ke-10 Masehi. Saat itu, masyarakat menemukan bahwa batang bambu yang diisi bubuk mesiu akan meledak ketika dibakar, menghasilkan suara keras dan cahaya terang.

Ledakan tersebut dipercaya mampu mengusir roh jahat dan energi negatif. Karena itulah, kembang api kemudian digunakan dalam berbagai perayaan, terutama saat pergantian tahun, sebagai simbol pembersihan diri dari kesialan masa lalu dan penyambutan keberuntungan baru.

Keyakinan ini semakin menguat dalam budaya Tionghoa, termasuk dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Kembang api diyakini dapat mengusir makhluk mitos bernama Nian, yang konon muncul saat pergantian tahun untuk mengganggu manusia.

Melalui jalur perdagangan, tradisi kembang api menyebar ke luar Tiongkok. Pada abad ke-13, Marco Polo membawa bubuk mesiu ke Eropa, memperkenalkan teknologi yang kemudian diadaptasi menjadi hiburan bangsawan dan simbol kemewahan.

Seiring waktu, kembang api tak lagi terbatas pada pesta kerajaan. Tradisi ini meluas ke perayaan publik dan akhirnya melekat kuat pada malam tahun baru sebagai penanda momen besar yang dirayakan bersama.

Secara simbolis, cahaya kembang api melambangkan harapan, awal baru, dan kemenangan terang atas gelap. Dentuman kerasnya memberi sensasi klimaks, membantu manusia menandai berakhirnya satu bab waktu dan dimulainya bab berikutnya.

Kembang api juga memiliki fungsi sosial yang kuat. Saat semua mata tertuju ke langit, orang-orang berbagi momen yang sama, menciptakan rasa kebersamaan tanpa perlu kata-kata atau bahasa.

Perkembangan teknologi membuat kembang api semakin kompleks, dengan ragam warna, pola, dan koreografi yang memukau. Inovasi ini memperkuat posisinya sebagai ikon utama perayaan malam tahun baru.

Meski kini muncul alternatif seperti pertunjukan drone dan laser demi alasan lingkungan, makna kembang api tetap bertahan. Ia bukan sekadar ledakan cahaya, melainkan simbol harapan manusia untuk menyambut masa depan dengan optimisme dan kegembiraan.

KEYWORD :

Malam Tahun Baru Kembang Api Tahun Baru 2026 Perayaan tahun baru




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :