Selasa, 30/12/2025 17:35 WIB

Riset Temukan Produk Susu Bisa Baik Sekaligus Buruk bagi Kesehatan Usus





Produk susu seperti susu cair, keju, dan yogurt kerap dipromosikan sebagai makanan sehat, tetapi dampaknya terhadap kesehatan usus ternyata tidak sesederhana it

Iulustrasi produk susu (foto: Meruyert Gonullu/Pexels)

Jakarta, Jurnas.com - Produk susu seperti susu cair, keju, dan yogurt kerap dipromosikan sebagai makanan sehat, tetapi dampaknya terhadap kesehatan usus ternyata tidak sesederhana itu. Sebuah studi terbaru menunjukkan produk olahan susu bisa memberi manfaat sekaligus efek berbeda pada bakteri usus, tergantung jenis dan kandungannya.

Penelitian ini menarik perhatian karena tidak hanya menganalisis sampel feses, tetapi langsung mengamati bakteri yang menempel di dinding usus besar. Pendekatan ini memberi gambaran lebih dekat tentang mikroba yang berinteraksi langsung dengan jaringan usus dan sistem imun.

Usus manusia dihuni triliunan mikroorganisme yang berperan penting dalam pencernaan, kekebalan tubuh, hingga peradangan. Keragaman bakteri umumnya menjadi indikator kesehatan usus yang lebih baik dan lebih tahan terhadap gangguan.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nutrients ini, peneliti menganalisis biopsi usus dari 34 orang dewasa yang menjalani kolonoskopi rutin di Amerika Serikat. Pola konsumsi susu, keju, dan yogurt mereka selama setahun terakhir kemudian dibandingkan dengan komposisi bakteri di dinding usus.

Hasilnya menunjukkan konsumsi susu cair dan total produk susu berkaitan dengan meningkatnya keragaman bakteri usus. Selain itu, pola mikrobioma kelompok peminum susu berbeda jelas dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.

Dua jenis bakteri yang kerap dikaitkan dengan kesehatan usus muncul lebih banyak pada peminum susu, yakni Faecalibacterium dan Akkermansia. Keduanya dikenal berperan dalam menjaga lapisan usus dan membantu mengendalikan peradangan.

Namun, efek positif ini tampaknya berkaitan erat dengan laktosa yang terkandung dalam susu. Ketika faktor laktosa diperhitungkan, hubungan antara susu dan bakteri menguntungkan tersebut menjadi lebih lemah, mengindikasikan laktosa berperan sebagai “makanan” bagi mikroba tertentu.

Berbeda dengan susu, keju justru menunjukkan pola yang tidak selalu menguntungkan. Konsumsi keju lebih tinggi dikaitkan dengan penurunan beberapa jenis bakteri, termasuk yang berpotensi menghasilkan senyawa baik bagi usus.

Sementara itu, yogurt tidak menunjukkan hubungan yang jelas dalam studi ini karena tingkat konsumsinya relatif rendah. Bakteri khas yogurt juga ditemukan sangat sedikit di dinding usus, berbeda dengan yang sering terdeteksi dalam sampel feses.

Temuan ini menegaskan bahwa setiap produk susu memiliki dampak yang berbeda pada ekosistem usus. Dengan demikian, respons tubuh terhadap susu sangat dipengaruhi jenis produk, toleransi laktosa, serta pola makan secara keseluruhan.

Bagi mereka yang cocok dengan susu, konsumsi dalam jumlah wajar berpotensi mendukung kesehatan usus. Namun bagi yang sensitif terhadap laktosa, sumber serat dan prebiotik dari sayuran dan biji-bijian tetap menjadi pilihan aman untuk menjaga keseimbangan mikrobioma. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Produk Susu Dampak produk susu Kesehatan Usus




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :