Ilustrasi api untuk memanggang daging (Foto: June O/Unsplash)
Jakarta, Jurnas.com - Daging panggang kerap menjadi menu favorit dalam berbagai acara. Aroma dan cita rasanya yang khas membuat banyak orang sulit menolak. Namun, muncul kekhawatiran bahwa daging panggang dapat memicu kanker.
Isu ini berangkat dari proses pemanggangan pada suhu tinggi. Saat daging dipanggang hingga gosong, terbentuk senyawa tertentu yang berpotensi berbahaya. Senyawa ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Penelitian menunjukkan bahwa zat seperti HCA dan PAH bisa muncul saat daging dipanggang berlebihan. Senyawa tersebut terbentuk dari reaksi protein dan lemak terhadap panas tinggi. Risiko meningkat jika konsumsi dilakukan terlalu sering.
Meski demikian, bukan berarti semua daging panggang otomatis berbahaya. Cara memasak dan frekuensi konsumsi memegang peranan penting. Daging yang tidak dibakar hingga hangus cenderung lebih aman.
Pemilihan jenis daging juga berpengaruh terhadap risiko kesehatan. Daging olahan seperti sosis dan bacon memiliki risiko lebih tinggi dibanding daging segar. Kandungan pengawet dan garam menjadi faktor tambahan yang perlu diperhatikan.
Teknik memasak dapat membantu menekan pembentukan zat berbahaya. Memanggang dengan suhu sedang dan membalik daging secara rutin bisa mengurangi risiko. Menghindari bagian yang gosong juga sangat dianjurkan.
Marinasi sebelum memanggang ternyata memberikan manfaat tambahan. Bumbu tertentu dapat menurunkan pembentukan senyawa berbahaya saat pemanggangan. Selain itu, marinasi juga meningkatkan cita rasa.
Porsi konsumsi turut menentukan dampak kesehatan jangka panjang. Mengonsumsi daging panggang sesekali umumnya masih dianggap aman. Masalah muncul ketika menjadi kebiasaan harian tanpa keseimbangan nutrisi lain.
Sayur dan buah berperan penting sebagai penyeimbang menu. Kandungan antioksidan membantu melawan efek radikal bebas. Kombinasi menu yang tepat dapat mengurangi risiko kesehatan.
Hoaks sering muncul ketika informasi tidak disampaikan secara utuh. Daging panggang bukan penyebab tunggal kanker. Risiko dipengaruhi banyak faktor gaya hidup lainnya.
Aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan pola makan secara keseluruhan juga berkontribusi. Fokus pada satu jenis makanan saja sering menyesatkan. Pendekatan holistik lebih relevan dalam menjaga kesehatan.
Kesadaran akan cara memasak sehat perlu terus ditingkatkan. Edukasi yang tepat membantu masyarakat mengambil keputusan bijak. Dengan begitu, kekhawatiran berlebihan dapat dihindari.
Pada akhirnya, daging panggang tidak sepenuhnya hoaks maupun fakta mutlak. Konsumsi bijak dan cara pengolahan yang tepat menjadi kunci utamanya. Menikmati makanan tetap bisa dilakukan tanpa mengorbankan kesehatan.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
daging panggang dan kanker fakta daging bakar risiko kesehatan makanan panggang






















