Senin, 29/12/2025 12:58 WIB

Pernikahan dalam Islam, Mengapa Butuh Persiapan Khusus?





Pernikahan dalam Islam bukan hanya ikatan untuk menghalalkan hubungan suami istri.

Ilustrasi - menikah (Foto: detik)

Jakarta, Jurnas.com - Pernikahan dalam Islam bukan hanya ikatan untuk menghalalkan hubungan suami istri. Ia adalah perjalanan ibadah yang panjang, penuh amanah, sekaligus menuntut kedewasaan.

Karena itu, Islam menekankan perlunya persiapan menyeluruh: dari sisi akidah, akhlak, kematangan emosi, hingga kemampuan menjalankan peran dalam keluarga. Tujuan akhirnya adalah ketenangan, sebagaimana isyarat Al-Qur’an:

﴿وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا﴾
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan dari jenismu sendiri agar kamu mendapatkan ketenteraman padanya.” (QS. Ar-Rūm: 21)

Ketenangan itu tidak datang dengan sendirinya. Ia lahir dari kesiapan, ilmu, dan komitmen.

Dari sisi hukum Islam, calon suami dan istri perlu memahami hak serta kewajiban masing-masing. Banyak rumah tangga retak bukan karena kurang cinta, melainkan kurangnya pengetahuan dan tanggung jawab. Rasulullah SAW mengingatkan pentingnya kesiapan sebelum menikah:

«يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنْ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ»
“Wahai para pemuda, siapa di antara kalian yang mampu, maka menikahlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Para ulama menjelaskan, `mampu` bukan hanya soal nafkah, tetapi juga fisik, mental, dan kesanggupan memikul amanah.

Pemilihan pasangan pun menjadi bagian penting dari persiapan itu. Islam mendorong umatnya selektif, tidak sekadar ikut rasa, tetapi mempertimbangkan iman dan akhlak sebagai fondasi. Rasulullah SAW bersabda:

«تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ… فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ»
“Wanita dinikahi karena empat hal… maka pilihlah yang beragama, niscaya engkau beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Agama menjadi penopang saat ujian datang, sebab kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan mulus.

Lebih jauh, Islam menempatkan dimensi spiritual sebagai kunci keberhasilan. Suami-istri dipanggil untuk saling menguatkan dalam ketaatan, menjaga diri dan keluarga agar tetap berada di jalan Allah. Firman-Nya:

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Taḥrīm: 6)

Artinya, pernikahan bukan sekadar urusan dunia. Tanpa persiapan yang matang, kompleksitas rumah tangga bisa menjadi sumber masalah; tetapi dengan iman, ilmu, dan tanggung jawab, ia berubah menjadi jalan menuju keberkahan dan ketenteraman.

KEYWORD :

Info Keislaman Hubungan suami istri persiapan pernikahan Rasulullah SAW




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :