Minggu, 28/12/2025 23:28 WIB

Mengenal Stroke Lakunar dan Gejala yang Perlu Diwaspadai





Stroke lakunar merupakan salah satu jenis stroke iskemik yang kerap luput dari perhatian karena gejalanya tidak selalu dramatis.

Ilustrasi stroke (Foto: RS M. Haulussy Ambon)

Jakarta, Jurnas.com - Stroke lakunar merupakan salah satu jenis stroke iskemik yang kerap luput dari perhatian karena gejalanya tidak selalu dramatis. Kondisi ini terjadi akibat tersumbatnya pembuluh darah kecil di dalam otak. Meski terlihat ringan, dampaknya bisa signifikan jika tidak ditangani.

Berbeda dengan stroke besar yang langsung melumpuhkan, stroke lakunar sering diawali keluhan samar. Penderitanya mungkin hanya merasa lemah pada satu sisi tubuh atau sedikit kesulitan berbicara. Karena itulah banyak orang menunda pemeriksaan medis.

Penyebab utama stroke lakunar berkaitan erat dengan tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Hipertensi kronis dapat merusak dinding pembuluh darah kecil di otak. Seiring waktu, kerusakan ini meningkatkan risiko sumbatan.

Selain hipertensi, diabetes juga menjadi faktor risiko yang tidak boleh diabaikan. Kadar gula darah tinggi dapat mempercepat kerusakan pembuluh darah. Kombinasi dua kondisi ini sangat sering ditemukan pada pasien stroke lakunar.

Gejala stroke lakunar biasanya muncul tiba-tiba tanpa rasa nyeri. Kelumpuhan ringan pada tangan atau kaki menjadi tanda yang paling umum. Pada beberapa kasus, penderita juga mengalami gangguan koordinasi.

Gangguan bicara juga dapat terjadi meski tidak selalu disertai penurunan kesadaran. Ucapan terdengar pelo atau sulit merangkai kata. Kondisi ini sering dianggap kelelahan biasa.

Masalah sensorik seperti mati rasa atau kesemutan pada satu sisi tubuh patut diwaspadai. Gejala tersebut bisa berlangsung singkat namun berulang. Frekuensi yang meningkat menjadi tanda bahaya.

Stroke lakunar juga dapat memengaruhi kemampuan kognitif secara perlahan. Penderita mungkin mengalami penurunan daya ingat atau sulit berkonsentrasi. Dampak ini sering baru disadari setelah kejadian berulang.

Pemeriksaan pencitraan seperti MRI sangat membantu memastikan diagnosis. CT scan biasa kadang tidak cukup sensitif mendeteksi lesi kecil. Oleh sebab itu, evaluasi menyeluruh sangat dianjurkan.

Penanganan stroke lakunar berfokus pada pencegahan kekambuhan. Pengendalian tekanan darah menjadi prioritas utama. Obat antiplatelet juga sering diresepkan sesuai kondisi pasien.

Perubahan gaya hidup memiliki peran besar dalam proses pemulihan. Pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur dapat menurunkan risiko stroke ulang. Berhenti merokok juga menjadi langkah penting.

Rehabilitasi diperlukan meski gejala terlihat ringan. Terapi fisik membantu memulihkan kekuatan otot dan koordinasi. Terapi wicara dibutuhkan bila terjadi gangguan komunikasi.

Kesadaran masyarakat terhadap stroke lakunar masih relatif rendah. Padahal, deteksi dini dapat mencegah kerusakan otak yang lebih luas. Mengenali tanda awal menjadi kunci perlindungan jangka panjang.

KEYWORD :

stroke lakunar gejala stroke ringan stroke pembuluh kecil kesehatan otak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :