Petir di tengah awan mendung (BBC)
Jakarta, Jurnas.com - Petir selama ini dikenal sebagai ancaman mematikan bagi pepohonan, termasuk yang di hutan, namun sebuah studi terbaru menunjukkan efek sebaliknya pada jenis pohon tertentu. Penelitian menemukan sebagian pohon justru bertahan dan tumbuh lebih dominan setelah tersambar petir.
Temuan ini diungkap dalam studi yang dipublikasikan di jurnal New Phytologist oleh tim peneliti yang dipimpin ahli ekologi hutan Evan Gora. Hasilnya mengubah cara pandang ilmuwan terhadap peran cuaca ekstrem dalam ekosistem hutan tropis.
Fokus penelitian tertuju pada Dipteryx oleifera, pohon besar khas Amerika Tengah. Alih-alih mati, pohon ini tetap berdiri nyaris tanpa kerusakan setelah tersambar petir.
Pengamatan awal dilakukan pada 2015 di hutan Panama, ketika Gora menemukan Dipteryx yang selamat dari sambaran petir kuat. Sambaran yang sama justru membunuh lebih dari selusin pohon di sekitarnya dan menghancurkan tanaman parasit.
Peneliti kemudian melacak 93 pohon yang tersambar petir menggunakan teknologi pendeteksi kilat canggih. Dari jumlah itu, sembilan Dipteryx oleifera tercatat selamat seluruhnya dengan kerusakan minimal.
Sebaliknya, pohon dari spesies lain kehilangan daun hampir enam kali lebih banyak dan mengalami tingkat kematian tinggi. Dalam dua tahun, sekitar 64 persen pohon non-Dipteryx yang tersambar petir mati.
Petir juga memberi keuntungan tidak langsung bagi Dipteryx dengan menyingkirkan pesaing di sekitarnya. Rata-rata, satu sambaran petir mematikan lebih dari sembilan pohon tetangga, membuka ruang dan cahaya bagi Dipteryx untuk tumbuh.
Selain itu, petir terbukti efektif membersihkan liana atau tanaman parasit yang kerap membebani pohon besar. Setelah sambaran, infestasi liana pada Dipteryx turun hingga 78 persen.
Efek ini tidak hanya terjadi pada individu tertentu, tetapi membentuk struktur hutan secara keseluruhan. Dipteryx yang terbebas dari pesaing dan parasit tumbuh lebih tinggi sekitar empat meter dibanding pohon di sekitarnya.
Penelitian juga menunjukkan Dipteryx lebih sering tersambar petir dibanding spesies lain. Postur yang tinggi dan tajuk yang lebar membuat pohon ini hingga 68 persen lebih berisiko terkena sambaran.
Namun risiko tersebut justru menjadi keunggulan evolusioner. Rata-rata, satu pohon Dipteryx tersambar petir setiap 56 tahun, sesuatu yang masih dapat ditoleransi mengingat usia hidupnya bisa mencapai ratusan tahun.
Bahkan ada pohon yang tercatat tersambar dua kali dalam lima tahun tanpa menunjukkan tanda melemah. Setiap sambaran justru memperbesar peluangnya bertahan dan berkembang.
Peneliti menemukan ketahanan terhadap petir meningkatkan peluang reproduksi Dipteryx hingga 14 kali lipat. Dengan kata lain, petir membantu spesies ini mendominasi hutan dari generasi ke generasi.
Temuan ini menunjukkan petir bukan sekadar bencana alam, melainkan kekuatan selektif dalam ekosistem. Di tengah perubahan iklim yang diperkirakan meningkatkan frekuensi petir, peran pohon-pohon tahan sambaran ini bisa semakin besar.
Para peneliti kini menelusuri mekanisme biologis yang membuat Dipteryx mampu bertahan dari sambaran ekstrem. Studi ini membuka bab baru dalam memahami dinamika hutan tropis dan masa depannya. (*)
Sumber: Earth
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Pohon tahan petir pohon tropis tahan petir petir dan ekosistem hutan
























