Minggu, 28/12/2025 00:46 WIB

Peneliti Temukan Bulu Merak Ternyata Bisa Memancarkan Sinar Laser





Bulu merak yang selama ini dikenal karena warna berkilau ternyata mampu memancarkan sinar laser, sebuah temuan yang belum pernah dilaporkan sebelumnya pada hewa

Ilustrasi burung merak - Bulu merak pancarkan sinar laser (Foto: Animalium)

Jakarta, Jurnas.com - Bulu merak yang selama ini dikenal karena warna berkilau ternyata mampu memancarkan sinar laser, sebuah temuan yang belum pernah dilaporkan sebelumnya pada hewan. Efek ini muncul setelah bulu direndam pewarna khusus lalu disinari pulsa cahaya hijau.

Penelitian menunjukkan dua garis emisi sempit pada panjang gelombang 574 dan 583 nanometer, ciri khas laser sejati, bukan sekadar cahaya pijar biasa. Sinyal terkuat muncul di bagian hijau pola “mata” bulu merak, meski efek serupa juga terdeteksi di area kuning dan cokelat.

Temuan ini berasal dari tim Florida Polytechnic University yang meneliti struktur mikroskopis bulu merak. Mereka menggunakan pewarna rhodamine 6G dan menyinari sampel dengan cahaya 532 nanometer untuk memicu emisi laser.

Menurut peneliti Nathan J. Dawson, banyak teknologi manusia sebenarnya telah “lebih dulu” muncul dalam bentuk alami melalui evolusi. Dalam kasus ini, struktur tersembunyi di bulu merak bertindak sebagai bagian penting dari sistem laser biologis.

Laser biologis atau biolaser tetap memerlukan tiga komponen utama, yakni medium penguat, mekanisme umpan balik, dan energi pemicu. Pada eksperimen ini, pewarna berperan sebagai penguat, sementara struktur internal bulu menyediakan umpan balik cahaya.

Peneliti menyingkirkan kemungkinan rongga laser berbasis cermin dan menyimpulkan bahwa resonatornya berasal dari elemen mikroskopis di dalam bulu. Artinya, laser muncul dari arsitektur alami, bukan dari perangkat buatan tambahan.

Warna cerah bulu merak sendiri bukan hanya berasal dari pigmen, melainkan dari kristal fotonik alami berupa batang melanin dalam keratin. Struktur nano ini memantulkan panjang gelombang tertentu dan telah lama dipelajari dalam biologi evolusioner burung.

Namun, kemampuan memancarkan laser tidak muncul secara alami tanpa perlakuan tambahan. Proses perendaman dan pengeringan berulang diduga membantu pewarna masuk ke struktur halus bulu dan melonggarkan jaringan protein di dalamnya.

Dalam eksperimen, peneliti memotong bulu merak hias dan memfokuskan area pola mata sebagai sampel. Setelah beberapa kali siklus basah-kering, barulah garis laser tajam muncul saat sampel disinari.

Hasil pengukuran menunjukkan ambang energi laser yang konsisten di berbagai area bulu dan pada beberapa sampel berbeda. Konsistensi ini membedakan laser bulu merak dari “random laser” yang biasanya sangat sensitif terhadap perubahan kecil struktur.

Pada laser acak, panjang gelombang dapat berubah-ubah karena umpan balik berasal dari hamburan acak cahaya. Sebaliknya, laser dari bulu merak selalu menghasilkan dua panjang gelombang yang sama, menandakan adanya struktur berulang yang stabil.

Peneliti belum memastikan elemen apa yang bertindak sebagai resonator utama, namun menduga adanya unit mikroskopis berulang seperti granula protein atau kristal nano pewarna. Jejak laser ini justru menjadi alat baru untuk mengungkap keteraturan tersembunyi dalam jaringan biologis kompleks.

Ke depan, teknik ini berpotensi digunakan untuk mempelajari material biokompatibel dan mengembangkan sumber cahaya berdaya rendah yang aman bagi jaringan hidup. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports dan menandai bab baru dalam riset laser berbasis alam. (*)

Sumber: Earth

KEYWORD :

Bulu merak Sinar Laser Burung Merak Laser Merak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :