Ilustrasi - Kisah Maryam binti Imran, Ibunda Nabi Isa yang Disucikan (Foto: Tanwir)
Jakarta, Jurnas.com - Maryam binti Imran adalah salah satu perempuan paling mulia dalam sejarah Islam. Kisah hidupnya diabadikan secara khusus dalam Al-Qur’an, bahkan namanya menjadi satu-satunya nama perempuan yang dijadikan nama surah, yakni Surah Maryam.
Siti Maryam atau Sayyidah Maryam dikenal sebagai ibunda Nabi Isa AS, sosok yang saleh, suci, dan teguh menghadapi ujian hidup yang luar biasa berat. Lantas, bagaimana kisahnya? Berikut ulasannya yang dihimpun dari berbagai sumber.
Maryam Lahir dari Keluarga Taat Beribadah
Maryam terlahir dari pasangan Imran dan Hannah, keluarga yang dikenal karena ketaatan dan kesungguhannya dalam beribadah. Sebelum Maryam lahir, ibunya bernazar kepada Allah agar anak yang dikandungnya kelak diabdikan sepenuhnya untuk berkhidmat di Baitul Maqdis.
Meski Hannah mengharapkan seorang anak laki-laki, yang saat itu dianggap lebih cocok untuk tugas tersebut, ia tetap menepati nazarnya ketika Maryam lahir. Allah mengabadikan peristiwa ini dalam Surah Ali Imran ayat 35–37, menegaskan keikhlasan dan doa tulus sang ibu yang kemudian mengantarkan Maryam pada kedudukan istimewa di sisi-Nya.
Perempuan Suci yang Dipilih Allah
Sejak kecil, Sayyidah Maryam tumbuh sebagai perempuan yang menjaga kesucian diri dan mengabdikan hidupnya untuk beribadah. Kesalehan inilah yang membuatnya dipilih Allah untuk menerima mukjizat besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Suatu hari, Malaikat Jibril datang kepadanya dalam rupa manusia dan menyampaikan kabar bahwa Maryam akan mengandung seorang anak laki-laki yang suci, meskipun ia belum pernah disentuh oleh laki-laki mana pun. Peristiwa ini dijelaskan dalam Surah Maryam ayat 19–21, yang menegaskan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak dan kekuasaan Allah.
Kehamilan Tanpa Ayah dan Ujian Sosial
Dengan izin Allah, Sayyidah Maryam mengandung Nabi Isa AS tanpa seorang ayah. Kehamilan ini menjadi ujian berat, bukan hanya secara fisik, tetapi juga sosial. Maryam harus menghadapi fitnah dan tuduhan keji dari kaumnya yang menuduhnya berbuat zina.
Meski demikian, Al-Qur’an menggambarkan Maryam sebagai sosok yang tetap tenang dan berserah diri kepada Allah. Ia memilih kesabaran dan kepercayaan penuh, meskipun berada dalam tekanan yang luar biasa.
Mukjizat Saat Melahirkan
Ketika waktu melahirkan tiba, Sayyidah Maryam berada seorang diri dalam kondisi lemah dan kesakitan. Ia bersandar di bawah pohon kurma, lalu Allah memberikan pertolongan-Nya dengan mengalirkan air dan menjatuhkan buah kurma segar untuk memulihkan tenaganya. Peristiwa ini menjadi bukti nyata kasih sayang dan perlindungan Allah kepada hamba-Nya yang saleh.
Bayi Isa Membela Kesucian Ibunya
Setelah melahirkan, Maryam kembali kepada kaumnya sambil menggendong bayinya. Tuduhan kembali dilontarkan, namun Maryam memilih diam dan hanya menunjuk kepada Nabi Isa AS. Atas izin Allah, bayi tersebut berbicara dan membela ibunya:
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.”
(QS. Maryam: 30)
Mukjizat ini membuat kaumnya terdiam dan menyadari bahwa Sayyidah Maryam adalah perempuan suci yang dipilih dan dimuliakan oleh Allah.
Kisah Maryam binti Imran dalam Al-Qur’an bukan sekadar catatan sejarah, tetapi teladan tentang kesucian, kesabaran, dan keteguhan iman. Ia menjadi bukti bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah ditentukan oleh keikhlasan dan ketakwaan, bukan oleh penilaian manusia.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Maryam binti Imran Ibu Nabi Isa Sayyidah Maryam Isa Almasih Info Keislaman


























