Rabu, 24/12/2025 19:53 WIB

Rompi Antipeluru Limbah Sawit Buatan IPB Lolos Standar Militer





Tim riset IPB University memamerkan inovasi rompi antipeluru, dengan memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS)

Rompi antipeluru berbahan limbah sawit hasil inovasi IPB University (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Tim riset IPB University memamerkan inovasi rompi antipeluru, dengan memanfaatkan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang selama ini dipandang sebelah mata.

Dikutip dari laman resmi IPB University pada Rabu (24/12), rompi antipeluru ini dinyatakan lolos uji balistik dan tersertifikasi setelah menjalani pengujian ketat di Laboratorium Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat (Dislitbang TNI AD), Batujajar, Bandung.

Pencapaian tersebut menandai puncak riset biomaterial TKKS yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun, dengan fokus khusus pada material antipeluru sejak 2023 hingga akhirnya memenuhi standar kualifikasi militer.

Inovasi ini lahir dari kolaborasi tim IPB University dari multidisiplin, diketuai Dr. Siti Nikmatin, peneliti Pusat Studi Sawit yang juga dosen Departemen Fisika. Anggota tim peneliti terdiri atas Dr. Irmansyah, Rima Fitria Adiati, Dr. Agus Kartono (Fisika), serta Tursina Andita Putri, (Agribisnis).

Keterlibatan mitra industri melalui Andika Kristinawati dari PT Interstisi Material Maju turut memperkuat hilirisasi riset tersebut. Proses sertifikasi disaksikan langsung oleh pimpinan IPB University.

Rompi berbahan serat TKKS diuji menggunakan amunisi kaliber 9×19 mm dari jarak tembak 5 meter, mencakup kondisi tembak kering dan basah, serta uji ketahanan terhadap tusukan dan bacokan senjata tajam.

Berdasarkan penilaian tim penguji, rompi dinyatakan lulus karena mampu menahan proyektil tanpa tembus dengan tingkat deformasi atau lekukan belakang di bawah 44 mm. Performa ini dinilai sangat kompetitif dengan rentang harga pasaran rompi antipeluru level IIIA yang ada saat ini.

Selain memenuhi aspek perlindungan, rompi ini juga menonjol dari sisi ergonomi, dengan bobot di bawah 2 kg dan ketebalan kurang dari 2 cm. Proyek ini didanai melalui Program Dana Padanan (Kedaireka) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tahun anggaran 2024–2025.

Dr. Siti Nikmatin menekankan pentingnya langkah strategis menuju komersialisasi. Menurut dia, ketersediaan bahan baku serat sawit sangat melimpah, namun proses produksi masih memerlukan dukungan investasi permesinan dan modal karena banyak tahapan dilakukan secara manual.

"Semoga inovasi ini dapat mengubah potensi limbah kelapa sawit menjadi kekuatan baru bagi kedaulatan industri pertahanan Indonesia di masa depan," kata Siti Nikmatin.

KEYWORD :

Rompi Antipeluru Limbah Kelapa Sawit IPB University




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :