Rabu, 24/12/2025 19:36 WIB

AI Masuk Dunia Medis, Pakar Unair Soroti Masalah Privasi Data





Pakar kesehatan Universitas Airlangga (Unair), Dr. dr. Niko Azhari Hidayat menyoroti pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang membawa isu privasi data

Ilustrasi telemedicine yang memudahkan konsultasi antara pasien dan dokter (Foto: YouVersion/Unsplash)

Jakarta, Jurnas.com - Pakar kesehatan Universitas Airlangga (Unair), Dr. dr. Niko Azhari Hidayat menyoroti pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI), yang membawa angin segar bagi efisiensi dunia medis.

Kendati demikian, di balik kecanggihan tersebut, isu etika, kerahasiaan data pasien, hingga batasan profesionalisme tenaga medis menjadi tantangan krusial yang harus segera dijawab oleh para praktisi kesehatan saat ini.

"Nyatanya, AI itu adalah kenyataan, bukan lagi keniscayaan. Terutama dalam dunia kesehatan, integrasi teknologi ini memiliki tujuan utama untuk memastikan penanganan klinis pasien berjalan lebih efektif dan efisien," kata Niko dikutip dari laman resmi Unair pada Rabu (24/12).

Niko mengatakan bahwa implementasi AI memerlukan navigasi moral yang kompleks. Dia menekankan tiga pilar utama yang menjadi tantangan besar, yaitu privasi data, bias algoritma, dan akuntabilitas.

Menurut dia, menjamin kerahasiaan data pasien adalah harga mati, sebab kepercayaan publik terhadap sistem kesehatan bergantung pada keamanan informasi medis mereka.

Salah satu bukti nyata keberhasilan AI ialah masifnya penggunaan telemedicine. Layanan yang mulai meledak sejak pandemi COVID-19 ini membuktikan bahwa teknologi mampu memangkas jarak antara dokter dan pasien tanpa mengurangi kualitas pelayanan.

"AI memang pintar dalam segala hal teknis. Namun, ia tidak akan pernah bisa menggantikan intuisi dan pengetahuan kesehatan mendalam yang manusia miliki," dia menambahkan.

Meskipun AI unggul dalam mengolah data besar untuk memberikan rekomendasi perawatan yang personal, Niko mengingatkan bahwa teknologi tetaplah alat kolaborasi, bukan pengganti peran dokter. Keputusan medis akhir harus tetap berada di tangan manusia melalui clinical judgment yang tajam.

"Tenaga medis harus mempertahankan penilaian klinis mereka untuk menginterpretasikan setiap rekomendasi yang diberikan oleh mesin. Sinergi ini bertujuan agar aspek humanis dan kebutuhan personal pasien tetap menjadi prioritas utama yang dihormati," ujar Niko.

KEYWORD :

Kecerdasan Buatan AI Kesehatan Universitas Airlangga Niko Azhari Hidayat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :