Selasa, 23/12/2025 20:59 WIB

Suami Wajib Tahu! Ini Cara Kurangi Tekanan Emosional Istri





Peran ganda sebagai pengasuh keluarga dan individu yang aktif di ruang publik, membuat perempuan tak luput dari kelelahan emosional.

Ilustrasi ibu menyusui (Foto: Hollie Santos/Unsplash)

Jakarta, Jurnas.com - Menjalani kehidupan dengan peran ganda yakni pengasuh keluarga dan individu yang aktif di ruang publik, membuat perempuan tak luput dari kelelahan emosional.

Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Edilburga Wulan Saptandari, mengatakan bahwa peran ibu tidak berhenti pada fungsi biologis, melainkan mencakup proses psikologis yang panjang dan dinamis.

Perubahan peran perempuan membuka kesempatan yang lebih luas, namun turut menghadirkan tekanan emosional dalam pengasuhan. Dalam keseharian seorang ibu, beban emosional menjadi bagian yang kerap menyertai peran ibu.

Menurut Yayie, sapaannya, kelelahan emosional muncul bersamaan dengan rasa bersalah dan tekanan untuk memenuhi harapan sosial. Banyak ibu merasa perlu menekan emosi pribadi demi menjaga harmoni keluarga. Beban ini sering berjalan tanpa disadari lingkungan sekitar.

"Yang sering dialami ibu adalah kelelahan emosional, rasa bersalah, dan tekanan untuk selalu memenuhi ekspektasi sosial sebagai sosok yang sabar dan kuat," kata Yayie dikutip dari laman resmi UGM pada Selasa (23/12).

Kondisi psikologis ibu juga berpengaruh langsung pada relasi pengasuhan dalam keluarga. Ibu yang berada dalam kondisi mental yang sehat cenderung mampu merespons emosi anak dengan hangat dan konsisten.

Respons ini membantu anak belajar mengenali serta mengelola emosinya sejak dini. Dia menilai proses ini menjadi fondasi penting dalam perkembangan emosi anak.

Sebaliknya, tekanan psikologis yang berat dapat memengaruhi kehadiran emosional ibu dalam pengasuhan. Kehadiran fisik ibu tidak selalu diikuti dengan kehadiran emosional ketika ibu berada dalam kondisi tertekan. Situasi ini dapat memengaruhi rasa aman dan keterikatan anak dan dampaknya kerap terasa dalam jangka panjang.

"Jika ibu berada dalam tekanan berat tanpa dukungan, ia akan sulit hadir secara emosional dan hal ini memengaruhi keterikatan serta kesehatan mental anak," dia menambahkan.

Hal ini diperburuk dengan kuatnya normalisasi pengorbanan. Kelelahan ibu sering dianggap sebagai konsekuensi wajar dari peran keibuan. Pandangan ini membuat ruang bagi ibu untuk beristirahat dan mengeluh menjadi sangat terbatas. Penilaian sosial yang menghakimi memperkuat situasi ini.

"Pengorbanan ibu sering dinormalisasi sehingga ketika ibu lelah atau mengeluh, ruang aman untuk mengekspresikan perasaan menjadi semakin sempit," ujar dia.

Karena itu, Yayie mendorong lingkungan terdekat menjadi penopang penting bagi kesejahteraan psikologis ibu. Keterlibatan pasangan dalam pengasuhan dan pekerjaan domestik membantu mengurangi beban emosional ibu.

Dukungan keluarga besar pun memberi pengakuan bahwa ibu boleh lelah dan membutuhkan waktu untuk diri sendiri. Dukungan semacam ini membantu ibu merasa dihargai.

"Dukungan emosional, keterlibatan pasangan, dan pembagian peran yang adil sangat dibutuhkan oleh ibu," kata Yayie.

Dia menambahkan, tanpa dukungan yang memadai, banyak ibu terbiasa menekan kelelahan emosional, mengabaikan kebutuhan untuk beristirahat, dan terus menempatkan diri di posisi terakhir demi keluarga.

KEYWORD :

Peran Ganda Perempuan Tekanan Emosional Ikatan Suami Istri Edilburga Wulan Saptandari




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :