Selasa, 23/12/2025 16:09 WIB

Tidak Dijual, Iran Sebut Program Rudal untuk Kedaulatan Wilayah





Pemerintah Iran menegaskan bahwa pengembangan program rudalnya semata-mata ditujukan untuk menjaga kedaulatan wilayah.

Arsip - rudal Iran yang dipamerkan selama peringatan 46 tahun Revolusi Islam di Teheran, Iran, 10 Februari 2025 (Foto: WANA via REUTERS)

Teheran, Jurnas.com - Pemerintah Iran menegaskan bahwa pengembangan program rudalnya semata-mata ditujukan untuk menjaga kedaulatan wilayah dan tidak akan dinegosiasikan dengan negara mana pun.

Pernyataan tersebut disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, pada Senin (22/12).

“Program rudal dikembangkan untuk pertahanan wilayah Iran, bukan untuk dirundingkan. Potensi pertahanan Iran dimaksudkan untuk mencegah agresor berpikir menyerang Iran, sehingga isu pertahanan umumnya tidak menjadi topik pembahasan,” kata Baghaei, dikutip dari layanan pers pemerintah Iran.

Pernyataan ini muncul setelah laporan media Axios yang menyebut Israel telah memperingatkan Amerika Serikat mengenai latihan peluncuran rudal oleh Garda Revolusi Iran, yang dinilai berpotensi menjadi persiapan serangan terhadap Israel.

Baghaei menilai tudingan terhadap Iran sebagai ancaman internasional tidak berdasar. Ia justru menyoroti Israel yang terus menerima pasokan persenjataan dan perlengkapan militer sembari melakukan pendudukan ilegal atas Palestina dan, menurutnya, melakukan “genosida” terhadap penduduknya.

Isu ancaman tersebut, lanjut Baghaei, merupakan bagian dari perang hibrida yang disebutnya dilancarkan Israel terhadap Iran dengan dukungan Amerika Serikat.

Ketegangan kedua negara sebelumnya memuncak pada 13 Juni, ketika Israel melancarkan operasi militer terhadap Iran dengan dalih Teheran menjalankan program nuklir militer secara terselubung.

Serangan udara dan aksi sabotase menyasar fasilitas nuklir, pangkalan udara, komandan militer, serta ilmuwan nuklir Iran. Tuduhan tersebut dibantah Iran, yang kemudian membalas serangan Israel.

Konflik berkembang menjadi saling serang selama 12 hari dan melibatkan Amerika Serikat, yang pada 22 Juni melancarkan satu kali serangan terhadap fasilitas nuklir Iran. Sehari kemudian, Iran merespons dengan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar, sambil menegaskan tidak berniat memperluas eskalasi.

Presiden AS Donald Trump kemudian menyatakan harapannya bahwa serangan Iran tersebut menjadi “pelampiasan” dan membuka jalan menuju stabilitas kawasan. Ia juga menyebut Israel dan Iran telah menyepakati gencatan senjata yang mengakhiri konflik 12 hari tersebut.

Pasca-konflik, Iran menyatakan akan memperbaiki fasilitas yang terdampak serangan serta melanjutkan pengembangan industri nuklirnya, termasuk rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir baru.

Di saat yang sama, Teheran menegaskan kesiapan mengambil langkah-langkah membangun kepercayaan terkait program nuklirnya, di tengah kekhawatiran negara-negara Barat. (Sputnik)

KEYWORD :

Pemerintah Iran program rudal kedaulatan wilayah Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :