Senin, 22/12/2025 17:28 WIB

Pakar Unair Desak Penelitian Serius soal Penyakit Marek





Akademisi Universitas Airlangga (Unair), Dr. Sri Mulyati, mendesak penelitian serius mengenai penyakit marek, yang masih menjadi momok dalam industri peternakan

Ayam pejantan (Foto: IPB University)

Jakarta, Jurnas.com - Akademisi Universitas Airlangga (Unair), Dr. Sri Mulyati, mendesak penelitian serius mengenai penyakit marek, yang masih menjadi momok dalam industri peternakan unggas di seluruh dunia.

Penyakit yang disebabkan oleh Marek Disease Virus (MDV) ini tidak hanya menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan unggas, namun juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.

"Dengan semakin berkembangnya virus dan munculnya strain baru, diperlukan upaya yang konsisten dalam mengembangkan vaksin yang lebih efisien dan strategi pengendalian yang lebih baik," kata Sri dikutip dari laman resmi Unair pada Senin (22/12).

Penyakit marek berakibat pada penurunan kualitas daging, konversi pakan yang buruk, penurunan produksi telur, dan peningkatan kerentanan terhadap infeksi sekunder. Hal ini menyebabkan peningkatan angka kematian, morbiditas, dan biaya manajemen kesehatan keseluruhan untuk kelompok unggas.

Sebelum pengembangan vaksin, penyakit marek memicu tingkat kematian yang tinggi pada populasi ayam, mencapai 60 persen pada induk ayam dan 10 persen pada ayam broiler.

Kerugian finansial akibat penyakit ini sangat besar, diperkirakan mencapai USD$12 juta di Amerika Serikat pada 1984. Jika diperinci, beban ekonomi penyakit marek mencakup beberapa aspek, antara lain penurunan produksi telur yang berimplikasi langsung pada pendapatan dari ayam petelur, penurunan efisiensi konversi pakan yang mengakibatkan biaya pakan lebih tinggi, dan peningkatan biaya vaksinasi serta biosekuriti yang menambah beban biaya produksi.

"Total dampak ekonomi penyakit marek diperkirakan mencapai 169 juta dolar AS di AS dan 943 juta dolar secara global," ujar dia.

Estimasi terbaru menunjukkan bahwa kerugian yang terjadi saat ini, mencakup kematian, penurunan produktivitas, dan langkah-langkah pencegahan, berkisar antara USD$1 hingga 2 miliar per tahun. Meskipun vaksinasi telah mengurangi dampak penyakit ini, kasus kerugian masih terjadi karena vaksin tidak memberikan keefektifan 100 persen.

"Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berbasis bukti, kita dapat berupaya untuk memberantas penyakit marek, sekaligus meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam industri peternakan ayam," dia menambahkan.

KEYWORD :

Penyakit Marek Industri Peternakan Unggas Pakar Unair




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :