Senin, 22/12/2025 16:41 WIB

Studi: Asupan Harian Bisa Menentukan Kesehatan Mental





Pola makan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, tetapi juga berdampak besar terhadap kondisi mental.

Ilustrasi - orang sedang bekerja sambil makan (Foto: Istockphoto)

Jakarta, Jurnas.com - Pola makan tidak hanya berpengaruh pada kesehatan fisik, tetapi juga berdampak besar terhadap kondisi mental.

Sejumlah studi terbaru mengungkap bahwa kebiasaan makan tertentu dapat meningkatkan risiko gangguan suasana hati, termasuk depresi. Temuan ini menegaskan bahwa apa yang dikonsumsi sehari-hari memiliki kaitan erat dengan kesehatan psikologis seseorang.

Dalam berbagai penelitian, konsumsi makanan ultra-proses seperti makanan cepat saji, camilan tinggi gula, serta minuman manis berlebih dikaitkan dengan meningkatnya risiko depresi.

Makanan jenis ini umumnya rendah nutrisi penting, seperti vitamin, mineral, dan serat, namun tinggi kalori, lemak jenuh, dan gula tambahan. Ketidakseimbangan nutrisi tersebut dapat memengaruhi kerja otak dan sistem saraf.

Studi juga menunjukkan bahwa kebiasaan melewatkan waktu makan, terutama sarapan, berpotensi memicu fluktuasi gula darah yang berdampak pada emosi.

Kondisi ini dapat membuat seseorang lebih mudah merasa lelah, cemas, dan murung. Dalam jangka panjang, pola makan tidak teratur berisiko memperburuk kestabilan suasana hati.

Selain itu, kurangnya asupan makanan bergizi seperti buah, sayur, ikan, dan biji-bijian utuh turut menjadi faktor risiko. Nutrisi tertentu, seperti asam lemak omega-3, vitamin B, dan zat besi, berperan penting dalam produksi neurotransmiter yang mengatur suasana hati. Kekurangan zat-zat ini dapat mengganggu keseimbangan kimia otak.

Kebiasaan makan berlebihan sebagai pelampiasan emosi atau emotional eating juga menjadi sorotan. Makan untuk meredakan stres atau kesedihan sering kali berujung pada rasa bersalah dan penyesalan, yang justru memperparah kondisi mental. Siklus ini dapat meningkatkan risiko depresi jika tidak disadari dan dikendalikan.

Para ahli menekankan pentingnya membangun pola makan seimbang sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan mental. Mengonsumsi makanan segar, mengurangi gula dan makanan olahan, serta menjaga jadwal makan yang teratur dinilai mampu membantu menstabilkan suasana hati.

Temuan studi ini menjadi pengingat bahwa kesehatan mental tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup, termasuk kebiasaan makan. Dengan memperbaiki pola konsumsi harian, risiko depresi dapat ditekan sekaligus meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

KEYWORD :

Pola makan kesehatan fisik kondisi mental asupan harian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :