Senin, 22/12/2025 13:48 WIB

Kemenhut Perkuat Kolaborasi untuk Percepat Pembersihan Kayu Banjir Sumatra





Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memperkuat sinergi lintas sektor untuk mempercepat proses pembersihan material kayu yang menumpuk terbawa banjir Sumatra

Pembersihan material kayu yang menumpuk terbawa banjir Sumatra (Foto: Kemenhut)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) memperkuat sinergi lintas sektor untuk mempercepat proses pembersihan material kayu yang menumpuk terbawa banjir Sumatra, khususnya di sejumlah wilayah terdampak meliputi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Wakil Menteri Kehutanan (Wamenhut) Rohmat Marzuki, mengatakan bahwa upaya ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas arahan Menteri Kehutanan dalam penanganan dampak bencana banjir secara terpadau

“Sesuai arahan dari Menhut, pagi hari ini kita mengadakan rapat terkait pembersihan material kayu terbawa banjir,” ujar Wamenhut saat memimpin Rapat Koordinasi Pembersihan Material Kayu Terbawa Banjir yang digelar secara daring pada Minggu (21/12).

Dalam rapat itu, Wamenhut menekankan pentingnya evaluasi progres pembersihan material kayu terbawa banjir di Padang (Sumatera Barat), Aceh Tamiang dan Aceh Utara (Aceh), serta Tapanuli Selatan (Sumatera Utara), sekaligus mendorong percepatan agar proses berjalan lancar dan cepat.

“Harapannya yang lokasi di Padang bisa jadi quick win dari pembersihan ini,” ujar dia dalam rapat yang dihadiri perwakilan pemerintah daerah, unsur BNPB, serta dukungan TNI dan Polri ini. 

Untuk Sumatera Barat, pembersihan material kayu di pesisir Padang melibatkan delapan unit alat berat dan partisipasi aktif masyarakat. Harapannya 4–5 hari ke depan material kayu sekitar pantai dapat dibersihkan secara tuntas, meskipun ketebalan material kayu terbilang tinggi.

“Ada 8 excavator yang sudah turun, silakan diatur di mana yang perlu menggunakan tenaga excavator terutama yang kayu-kayu berukuran besar, terima kasih juga kepada masyarakat yang sudah terlibat dalam pembersihan,” ujar Wamenhut menanggapi progres pembersihan kayu tersebut.

Ia juga mengarahkan agar kayu yang dibersihkan dapat dialokasikan dengan tepat. “Silakan diatur dan alokasikan kayu-kayu yang dibersihkan ini, mana yang buat dibuang ke TPA mana yang bisa digunakan untuk membantu pembangunan hunian sementara bagi para korban banjir," ujar dia.

Sementara untuk Aceh Tamiang, pembersihan terpusat di kawasan Pesantren Darul Muchsin dengan rencana pengoperasian delapan unit excavator. Berdasarkan pengukuran drone, luas tumpukan kayu mencapai sekitar dua hektare dengan ketinggian hingga empat meter dan volume sekitar 80 ribu meter kubik. Pekerjaan ini diperkirakan akan membutuhkan waktu 7 hari. Polri juga menambahkan dukungan satu kompi personel Brimob.

Wamenhut juga memastikan koordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat terkait pemanfaatan kayu akan diperkuat, terutama terkait material kayu pemanfaatan kayu terbawa banjir untuk mendukung upaya perbaikan pascabencana, dan kayu-kayu yang tidak bisa lagi digunakan.

Untuk Sumut, pembersihan material kayu di Sungai Garoga telah berjalan hampir 20 hari dan menyisakan kurang dari 20 persen dari kondisi awal. Meski demikian, tantangan akses menuju lokasi memperlambat kedatangan alat berat. Tim gabungan Kemenhut, TNI, dan Polri dikerahkan untuk normalisasi sungai, pembangunan jembatan darurat, serta pembersihan rumah warga dan fasilitas umum.

“Prinsipnya kita dukung penuh, dan terkait kayu yang masih ada di hulu Sungai Garoga, saya minta UPT terbangkan drone untuk melihat itu, cari kemungkinan akses untuk menjangkau itu, kayu-kayu itu harus dicacah untuk mengurangi potensi terjangan kayu terbawa air sungai jika curah hujan kembali meningkat,” ujar dia.

Ia menambahkan tiga prioritas di Garoga, yakni pembersihan di hilir, pemantauan titik longsoran di hulu, serta pemberian peringatan dini kepada masyarakat terkait potensi banjir susulan dengan kayu-kayu di hulu yang masih banyak.

Sementara pembersihan di Aceh Utara, tiga alat berat telah bekerja dan berhasil membersihkan masjid utama agar kembali dapat dimanfaatkan masyarakat. Untuk mempercepat penyelesaian, Wamenhut memastikan penambahan alat berat.

“Dioptimalkan dan kita akan tambahkan alat berat menjadi 7 unit segera,” ujarnya, sejalan dengan koordinasi bersama BNPB dan instansi terkait.

Ia menegaskan kembali bahwa pemerintah telah mempersilakan material kayu terbawa banjir dimanfaatkan untuk membantu pembangunan pascabencana, sebagai bagian dari upaya pemulihan yang terpadu dan berkelanjutan.

KEYWORD :

Kementerian Kehutanan Pembersihan Kayu Banjir Sumatra Rohmat Marzuki




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :