Senin, 22/12/2025 13:34 WIB

7 Perempuan Pahlawan Indonesia yang Menginspirasi Makna Hari Ibu





Berikut tujuh perempuan pahlawan Indonesia yang kiprahnya relevan dimaknai dalam semangat Hari Ibu.

Ilustrasi - Raden Ajeng Kartini (Foto: Theasianparent)

Jakarta, Jurnas.com - Peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember tidak hanya menjadi momentum untuk merayakan peran ibu dalam keluarga, tetapi juga saat yang tepat untuk mengenang perjuangan perempuan Indonesia dalam sejarah bangsa.

Hari Ibu lahir dari semangat Kongres Perempuan Indonesia 1928, yang menegaskan peran strategis perempuan dalam perjuangan, pendidikan, dan pembangunan nasional.

Sejarah Indonesia mencatat banyak sosok perempuan yang bukan hanya berperan sebagai ibu dalam arti biologis, tetapi juga “ibu bangsa” yang mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan.

Berikut tujuh perempuan pahlawan Indonesia yang kiprahnya relevan dimaknai dalam semangat Hari Ibu.

Pertama, Raden Ajeng Kartini. Kartini dikenal sebagai pelopor emansipasi perempuan Indonesia. Melalui pemikiran dan tulisannya, ia membuka jalan bagi perempuan untuk memperoleh hak pendidikan dan kesetaraan. Semangat Kartini mencerminkan peran ibu sebagai pendidik dan pembangun peradaban.

Kedua, Martha Christina Tiahahu. Pahlawan asal Maluku ini terjun langsung dalam perlawanan bersenjata melawan penjajah Belanda sejak usia muda. Keberaniannya menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran besar dalam perjuangan fisik demi tanah air.

Ketiga, Cut Nyak Dien. Sosok Cut Nyak Dien menjadi simbol keteguhan perempuan Aceh dalam melawan kolonialisme. Ia tetap memimpin perlawanan meski harus kehilangan suami dan menghadapi penderitaan panjang, mencerminkan ketegaran dan pengorbanan seorang ibu bagi bangsanya.

Keempat, Cut Nyak Meutia. Bersama suaminya, Cut Nyak Meutia memimpin perang gerilya melawan Belanda. Setelah suaminya gugur, ia tetap melanjutkan perjuangan hingga akhir hayat, menunjukkan keteguhan prinsip dan keberanian luar biasa.

Kelima, RA Kartini Kartono. Tokoh pergerakan perempuan yang aktif memperjuangkan hak-hak kaum perempuan melalui organisasi dan pendidikan. Perjuangannya memperkuat posisi perempuan dalam ruang sosial dan politik Indonesia awal abad ke-20.

Keenam, Maria Walanda Maramis. Ia berjuang melalui jalur sosial dan pendidikan dengan mendirikan organisasi perempuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan akses pendidikan bagi perempuan di Sulawesi Utara.

Ketujuh, Nyi Ageng Serang. Di usia lanjut, Nyi Ageng Serang tetap aktif memimpin perlawanan terhadap penjajah dengan strategi perang gerilya. Ia menjadi simbol kebijaksanaan, ketangguhan, dan kepemimpinan perempuan lintas generasi.

Peringatan Hari Ibu menjadi pengingat bahwa peran perempuan dalam sejarah Indonesia tidak pernah berada di pinggiran. Dari medan perang hingga ruang pendidikan dan sosial, perempuan hadir sebagai penggerak perubahan. Meneladani tujuh pahlawan perempuan ini, Hari Ibu tidak hanya dimaknai sebagai perayaan kasih sayang, tetapi juga sebagai penghormatan atas keberanian, pengorbanan, dan kontribusi perempuan bagi Indonesia.

KEYWORD :

Hari Ibu Pahlawan Indonesia Sejarah Indonesia Pahlawan Perempuan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :