Iustrasi tekanan finansial (Foto: Pexels/El Jundi)
Jakarta, Jurnas.com - Selama ini penyakit jantung kerap dikaitkan dengan kolesterol, tekanan darah, atau diabetes. Namun analisis besar dari Mayo Clinic menunjukkan faktor yang kerap luput diperhatikan justru lebih menentukan, yakni kondisi keuangan dan akses terhadap makanan.
Studi yang melibatkan lebih dari 280 ribu pasien dewasa ini menemukan bahwa tekanan finansial dan ketidakamanan pangan menjadi pendorong terkuat percepatan penuaan jantung sekaligus peningkatan risiko kematian. Temuan ini merupakan hasil pengolahan data medis skala besar menggunakan kecerdasan buatan.
Alih-alih hanya mengandalkan usia kalender, peneliti mengukur usia biologis jantung melalui elektrokardiogram berbasis AI. Selisih antara usia jantung dan usia sebenarnya, yang disebut cardiac age gap, menjadi indikator penting risiko kesehatan di masa depan.
Data dikumpulkan dari pasien Mayo Clinic sepanjang 2018–2023 yang juga mengisi survei kondisi sosial, mulai dari stres, aktivitas fisik, hingga stabilitas ekonomi dan akses pangan. Hasil ECG rutin mereka kemudian dianalisis untuk melihat bagaimana faktor sosial dan medis bersama-sama memengaruhi laju penuaan jantung.
Hasilnya konsisten. Faktor sosial secara keseluruhan menjelaskan variasi penuaan jantung lebih besar dibandingkan banyak risiko medis klasik. Di antara semuanya, masalah keuangan dan kesulitan mendapatkan makanan muncul paling dominan.
Pasien yang kesulitan membayar kebutuhan hidup atau tidak yakin bisa memperoleh makanan yang cukup cenderung memiliki jantung yang “lebih tua” dari usia sebenarnya. Risiko ini tetap terlihat meski sudah dikontrol dengan faktor seperti hipertensi atau diabetes.
Peneliti menilai temuan ini masuk akal secara biologis. Ketika uang terbatas, pengobatan sering tertunda, pola makan bergeser ke makanan murah dan ultra-proses, serta stres kronis meningkat, kombinasi yang mempercepat kerusakan pembuluh darah.
Ketidakamanan pangan juga memicu pola makan tidak teratur yang berdampak pada gula darah dan tekanan darah. Dalam jangka panjang, tekanan ini meninggalkan jejak nyata pada sistem kardiovaskular.
Keunggulan studi ini terletak pada penggunaan ECG, pemeriksaan murah dan umum, untuk membaca sinyal penuaan biologis yang selama ini tersembunyi. Pendekatan ini memungkinkan dokter mengidentifikasi pasien berisiko tinggi yang secara klinis tampak “baik-baik saja.”
Meski bersifat observasional dan perlu diuji lebih luas pada populasi beragam, besarnya sampel dan konsistensi hasil membuat temuan ini sulit diabaikan. Peneliti menekankan bahwa pencegahan penyakit jantung tidak cukup berhenti di ruang pemeriksaan.
Pesan utamanya jelas. Menstabilkan akses pangan dan kondisi ekonomi adalah bagian dari pencegahan penyakit jantung. Tanpa itu, upaya medis terbaik pun berisiko kalah oleh tekanan hidup sehari-hari.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Mayo Clinic Proceedings. Sumber: Earth
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Tekanan Finansial Krisis Pangan Penuaan Jantung Risiko Kematian


























