Sabtu, 20/12/2025 06:42 WIB

Produksi Nikel Dipangkas, Pemerintah Ingin Harga Naik





Menteri Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah akan menurunkan target produksi nikel dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2026.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. (Foto: Dok. Metro TV)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Bahlil Lahadalia menegaskan pemerintah akan menurunkan target produksi nikel dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2026.

Langkah ini ditempuh sebagai upaya mendorong perbaikan harga nikel di pasar global melalui pengendalian pasokan.

“Semuanya kami pangkas. Bukan hanya nikel, batu bara pun kami pangkas,” ujar Bahlil usai Konferensi Pers Kesiapan Sektor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Menghadapi Periode Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Jakarta, Jumat.

Menurut Bahlil, kebijakan pemangkasan produksi nikel dan batu bara dilakukan untuk menyeimbangkan suplai dan permintaan sehingga harga komoditas bisa terdongkrak.

Ia mencontohkan kondisi pasar batu bara global yang saat ini mengalami tekanan akibat pasokan berlebih.

“Hari ini, lanjut Bahlil, harga batu bara mengalami penurunan, sebab jumlah batu bara yang diperjualbelikan kurang lebih sekitar 1,3 miliar ton.

“Indonesia sendiri menyuplai sekitar 500–600 juta ton, hampir 50 persen,” ucapnya.

Besarnya kontribusi pasokan dari Indonesia tersebut, kata dia, turut menekan harga batu bara internasional. Data harga acuan menunjukkan tren penurunan sejak awal November.

Pada periode I November, harga batu bara turun dari 109,74 dolar AS per ton pada periode II Oktober menjadi 103,75 dolar AS per ton. Tren ini berlanjut pada periode II November dengan penurunan ke level 102,03 dolar AS per ton.

Memasuki periode I Desember, harga kembali melemah menjadi 98,26 dolar AS per ton, lebih rendah dibandingkan 102,03 dolar AS per ton pada periode II November, bahkan jauh di bawah harga November 2024 yang masih berada di level 114,43 dolar AS per ton.

Bahlil menegaskan pemerintah juga akan memperketat pengawasan terhadap perusahaan tambang yang tidak mematuhi ketentuan.

“Ini kami mengontrol bagi perusahaan-perusahaan yang tidak menaati aturan, ya mohon maaf. RKAB-nya juga mungkin akan dilakukan peninjauan,” ujarnya.

KEYWORD :

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia produksi nikel Rencana Kerja dan Anggaran Bi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :