Umat Muslim berdoa mengelilingi Kakbah di Masjidil Haram, selama ibadah haji tahunan di Mekkah pada 27 September 2014. (FOTO: REUTERS)
Jakarta, Jurnas.com - Masjidil Haram menjadi tempat paling mulia bagi umat Islam karena di dalamnya terdapat Ka’bah, kiblat seluruh kaum muslimin di dunia.
Memasuki Masjidil Haram bukan sekadar langkah fisik menuju bangunan suci, melainkan juga awal perjalanan spiritual yang menuntut kesiapan hati, adab, dan keikhlasan.
Oleh karena itu, Islam menganjurkan setiap muslim untuk memulai langkahnya dengan doa dan sikap penuh penghormatan.
Ini Makna Isra Mikraj bagi Kehidupan Umat Islam
Saat pertama kali melangkahkan kaki memasuki Masjidil Haram, jamaah dianjurkan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW. Doa yang dibaca adalah:
اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Artinya:
“Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”
Doa ini bersumber dari hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, yang menegaskan bahwa setiap muslim dianjurkan memohon rahmat Allah ketika memasuki masjid, terlebih Masjidil Haram yang menjadi pusat ibadah umat Islam sedunia.
Masjidil Haram juga disebut secara khusus dalam Al-Qur’an sebagai tempat yang dimuliakan dan dijaga kesuciannya. Allah SWT berfirman:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
Artinya:
“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.” (QS Ali Imran ayat 96)
Ayat ini menegaskan kemuliaan Masjidil Haram sebagai tempat ibadah pertama yang diberkahi Allah dan menjadi pusat petunjuk bagi umat manusia.
Oleh sebab itu, setiap jamaah dituntut menjaga adab lahir dan batin ketika memasukinya, dengan menundukkan pandangan, menjaga ucapan, serta menghindari perbuatan yang tidak mencerminkan kesucian tempat.
Adab memasuki Masjidil Haram juga mencakup memperbanyak dzikir dan doa, serta mengingat tujuan utama kedatangan ke Tanah Suci, yakni beribadah semata-mata karena Allah. Rasulullah SAW bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ فَلْيُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ ثُمَّ لِيَقُلْ: اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Artinya:
“Apabila salah seorang di antara kalian masuk masjid, hendaklah ia bershalawat kepada Nabi, kemudian mengucapkan: ‘Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.’” (HR Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa doa memasuki masjid diawali dengan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Rasulullah. Di Masjidil Haram, adab ini menjadi semakin penting mengingat keagungan tempat dan besarnya pahala setiap amalan yang dilakukan di dalamnya.
Ketika pandangan pertama kali tertuju pada Ka’bah, banyak ulama menganjurkan jamaah untuk memperbanyak doa karena momen tersebut termasuk waktu yang mustajab. Meski tidak ada doa khusus yang diwajibkan, jamaah dianjurkan memohon kebaikan dunia dan akhirat dengan penuh kerendahan hati. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:
وَادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Artinya:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan untukmu.” (QS Ghafir ayat 60)
Dengan mengamalkan doa dan menjaga adab ketika memasuki Masjidil Haram, jamaah diharapkan tidak hanya menjalankan ritual lahiriah, tetapi juga menghadirkan kesadaran spiritual yang mendalam. Sikap hormat, khusyuk, dan penuh keikhlasan menjadi kunci agar setiap langkah di Tanah Suci bernilai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Info Keislaman Masjidil Haram kiblat Ka`bah Umat Islam


























