Rabu, 17/12/2025 00:10 WIB

Ini Penyebab Tulang Rapuh yang Jarang Diketahui





Tulang rapuh kerap dianggap masalah usia lanjut, padahal kondisi ini bisa dipicu sejak usia muda akibat gaya hidup dan pola makan yang kurang tepat.

Ilustrasi - nyeri sendi akibat tulang yang rapuh (Foto: RS Hermina)

Jakarta, Jurnas.com - Tulang rapuh kerap dianggap masalah usia lanjut, padahal kondisi ini bisa dipicu sejak usia muda akibat gaya hidup dan pola makan yang kurang tepat.

Memahami penyebab tulang rapuh menjadi langkah penting untuk mencegah risiko patah tulang dan menjaga kualitas hidup dalam jangka panjang.

Tulang memiliki peran vital sebagai penopang tubuh dan pelindung organ penting. Seiring waktu, kepadatan tulang dapat menurun secara alami. Namun, penurunan ini akan berlangsung lebih cepat bila dipengaruhi faktor-faktor tertentu.

Salah satu penyebab utama tulang rapuh adalah kurangnya asupan kalsium dan vitamin D. Kalsium dibutuhkan untuk membangun dan mempertahankan kekuatan tulang, sementara vitamin D membantu penyerapan kalsium secara optimal. Pola makan yang minim susu, ikan, sayuran hijau, atau paparan sinar matahari yang terbatas dapat mempercepat pengeroposan tulang.

Kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi besar terhadap melemahnya tulang. Tulang membutuhkan rangsangan melalui aktivitas menahan beban, seperti berjalan, berlari ringan, atau latihan kekuatan, agar tetap padat dan kuat. Gaya hidup sedentari, terlalu lama duduk, dan jarang berolahraga membuat tulang kehilangan rangsangan alami yang dibutuhkan untuk regenerasi.

Faktor hormonal turut memengaruhi kesehatan tulang, terutama pada perempuan. Penurunan hormon estrogen setelah menopause diketahui dapat mempercepat hilangnya massa tulang.

Pada pria, penurunan kadar testosteron juga dapat berdampak serupa, meski biasanya terjadi lebih lambat. Selain itu, gangguan hormon tertentu, seperti masalah tiroid, dapat mengganggu keseimbangan pembentukan dan penghancuran tulang.

Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga menjadi penyebab yang sering diabaikan. Zat berbahaya dalam rokok dapat menghambat pembentukan sel tulang baru, sementara alkohol dalam jumlah berlebih mengganggu penyerapan kalsium dan vitamin D. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini meningkatkan risiko tulang menjadi rapuh dan mudah patah.

Penggunaan obat-obatan tertentu dalam waktu lama, seperti kortikosteroid, juga dapat melemahkan tulang. Obat ini sering digunakan untuk mengatasi peradangan atau penyakit autoimun, namun bila tidak diawasi dengan baik dapat menurunkan kepadatan tulang secara signifikan. Karena itu, pemakaian obat jangka panjang perlu disertai pemantauan kesehatan tulang.

Faktor genetik tidak bisa diabaikan. Riwayat keluarga dengan osteoporosis atau patah tulang akibat benturan ringan dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami tulang rapuh. Meski tidak dapat diubah, faktor ini bisa diantisipasi dengan gaya hidup sehat dan pemeriksaan dini.

Memperhatikan penyebab tulang rapuh sejak dini menjadi kunci pencegahan. Dengan menjaga asupan nutrisi, rutin berolahraga, menghindari kebiasaan buruk, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, kekuatan tulang dapat dipertahankan hingga usia lanjut. Tulang yang sehat bukan hanya soal usia, tetapi hasil dari kebiasaan baik yang dilakukan secara konsisten.

KEYWORD :

Tulang rapuh usia lanjut usia muda gaya hidup pola makan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :