Senin, 15/12/2025 23:55 WIB

Bagaimana Sikap Seorang Mukmin Ketika Musibah Melanda Negeri





Musibah yang melanda suatu negeri bukan sekadar peristiwa alam atau sosial. Dalam pandangan Islam, ia hadir atas izin Allah ﷻ

Seorang Muslimah sedang berdoa di tengah bencana yang melanda wilayah Sumatera dan Aceh (Foto: antara)

Jakarta, Jurnas.com - Ketika musibah melanda negeri, baik berupa bencana alam, krisis sosial, maupun ujian kemanusiaan, seorang mukmin tidak cukup hanya berduka. Islam mengajarkan sikap yang utuh, mulai dari menata hati, menguatkan iman, hingga bergerak memberi manfaat.

Musibah yang melanda suatu negeri bukan sekadar peristiwa alam atau sosial. Dalam pandangan Islam, ia hadir atas izin Allah ﷻ dan mengandung hikmah besar bagi manusia. Al-Qur’an menegaskan, “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa kecuali dengan izin Allah” (QS. At-Taghabun: 11).

DIkutip dari Tersmuslim.com, ayat ini mengingatkan bahwa seorang mukmin tidak larut dalam kepanikan atau saling menyalahkan, melainkan mengembalikan segala urusan kepada ketetapan-Nya.

Musibah menjadi cermin keimanan. Apakah manusia bersabar dan mengambil pelajaran, atau justru semakin jauh dari nilai-nilai ketakwaan. Islam mengajarkan agar ujian tidak dihadapi dengan keluh kesah, tetapi dengan kesadaran bahwa Allah Maha Mengetahui hikmah di balik setiap kejadian.

Al-Qur’an juga membuka ruang muhasabah kolektif. “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (kesalahanmu)” (QS. Asy-Syura: 30). Ayat ini bukan untuk menghakimi, melainkan mengajak umat Islam memperbaiki diri, memperbanyak taubat, serta meninggalkan kemaksiatan yang merusak hubungan dengan Allah dan sesama manusia.

Dalam sunnah Nabi ﷺ, sikap mukmin saat musibah ditegaskan dengan jelas. “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya. Jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, maka itu baik baginya” (HR. Muslim). Kesabaran bukan tanda kelemahan, melainkan kekuatan iman yang mendatangkan pahala dan penghapusan dosa.

Namun Islam tidak berhenti pada kesabaran personal. Musibah harus melahirkan kepedulian sosial. Rasulullah ﷺ menggambarkan kaum mukminin “seperti satu tubuh; jika satu anggota sakit, seluruh tubuh ikut merasakannya” (HR. Bukhari dan Muslim). Maka empati, doa bersama, bantuan kemanusiaan, serta menjaga persatuan bangsa adalah wujud nyata iman yang hidup.

Sikap seorang mukmin saat musibah melanda negeri dianjurkan untuk menyatukan iman, taubat, hingga aksi nyata. Dengan husnuzan kepada Allah, kepekaan sosial, dan semangat memperbaiki diri, musibah bukan hanya ujian, tetapi jalan untuk mendekat kepada Allah dan menguatkan persaudaraan umat.

KEYWORD :

Info Keislaman Sikap Seorang Mukmin Musibah melanda negeri Kepekaan sosial




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :