Sabtu, 13/12/2025 11:06 WIB

Kesalahan Pengendara yang Bikin Mesin Cepat Rusak, Apa Saja?





Banyak pemilik kendaraan mengira kerusakan mesin hanya disebabkan oleh usia pakai atau kualitas pabrikan.

Ilustrasi - mengemudi mobil (Foto: Unsplash/Jacob Diehl)

Jakarta, Jurnas.com - Banyak pemilik kendaraan mengira kerusakan mesin hanya disebabkan oleh usia pakai atau kualitas pabrikan.

Padahal, dalam praktiknya, kondisi mesin justru lebih sering dipengaruhi oleh kebiasaan pengendara sehari-hari. Tanpa disadari, pola berkendara tertentu dapat mempercepat keausan komponen mesin, menurunkan performa, hingga meningkatkan biaya perawatan dalam jangka panjang.

Salah satu kebiasaan paling umum adalah memanaskan mesin secara berlebihan. Pada kendaraan modern, terutama yang sudah menggunakan sistem injeksi, mesin tidak lagi membutuhkan pemanasan lama seperti kendaraan lawas. Membiarkan mesin menyala terlalu lama dalam kondisi diam justru membuat pembakaran tidak optimal dan dapat menimbulkan penumpukan residu karbon pada ruang bakar.

Kebiasaan mengemudi dengan putaran mesin terlalu tinggi juga menjadi faktor signifikan penyebab kerusakan dini. Akselerasi mendadak dan sering memacu mesin hingga batas maksimal membuat komponen internal seperti piston, ring piston, dan klep bekerja di bawah tekanan ekstrem. Dalam jangka panjang, kondisi ini mempercepat ausnya komponen dan menurunkan efisiensi mesin.

Selain itu, banyak pengendara yang terbiasa membiarkan indikator bahan bakar berada di level sangat rendah. Padahal, bahan bakar tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi, tetapi juga membantu pendinginan dan pelumasan komponen tertentu, terutama pada sistem injeksi. Tangki yang terlalu sering kosong dapat mempercepat kerusakan pompa bahan bakar dan menyedot endapan kotoran ke dalam sistem mesin.

Mengabaikan pergantian oli tepat waktu juga merupakan kebiasaan fatal yang sering dianggap sepele. Oli berfungsi melumasi, membersihkan, dan mendinginkan mesin.

Ketika kualitas oli menurun akibat pemakaian berlebihan, gesekan antar komponen meningkat dan mempercepat keausan mesin. Kerusakan akibat keterlambatan ganti oli sering kali tidak langsung terasa, tetapi dampaknya bersifat permanen.

Kebiasaan mengemudi jarak pendek secara terus-menerus juga berpengaruh terhadap kesehatan mesin. Mesin yang belum mencapai suhu kerja ideal akan menghasilkan pembakaran yang kurang sempurna.

Jika kondisi ini terjadi berulang, endapan sisa pembakaran akan menumpuk dan mempercepat degradasi performa mesin.

Tak kalah penting, penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai dengan spesifikasi pabrikan sering dilakukan demi alasan ekonomis. Angka oktan yang lebih rendah dari rekomendasi dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna, knocking, dan tekanan berlebih pada mesin. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat merusak struktur internal mesin.

KEYWORD :

Tips merawat kendaraan pemilik kendaraan kerusakan mesin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :