Ilustrasi autoimun (Foto: Kemkes.go.id)
Jakarta, Jurnas.com - Penyakit autoimun kerap dianggap sebagai kondisi yang hanya muncul pada usia dewasa, padahal berbagai penelitian menunjukkan bahwa gejalanya dapat timbul pada rentang usia yang jauh lebih luas.
Autoimun terjadi ketika sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh malah menyerang jaringan sehat. Proses ini tidak lahir secara tiba-tiba, melainkan berkembang perlahan, dan tanda-tandanya dapat muncul sejak masa kanak-kanak hingga usia lanjut.
Dalam studi epidemiologis, penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan penyakit tiroid autoimun paling sering muncul pertama kali pada usia dewasa muda, yakni antara 15–45 tahun.
Kelompok usia ini disebut sebagai peak onset, ketika perubahan hormon, stres lingkungan, dan paparan infeksi tertentu lebih mungkin memicu respons imun abnormal.
Namun, usia remaja bukan satu-satunya fase rentan. Anak-anak pun dapat mengalami autoimun, terutama jenis seperti Type 1 Diabetes, Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA), dan penyakit Celiac. Pada kondisi seperti JIA, gejala umum berupa nyeri dan pembengkakan sendi dapat muncul bahkan sebelum usia 16 tahun.
Perlu dipahami bahwa manifestasi klinis autoimun sering berkembang sangat bertahap. Seseorang bisa mengalami kelelahan berkepanjangan, ruam kulit yang berulang, sakit sendi, atau gangguan pencernaan tanpa mengetahui bahwa itu merupakan tanda dini penyakit.
Beberapa jenis, seperti Hashimoto dan Graves’ disease, bahkan dapat muncul tanpa gejala pada tahap awal sehingga baru terdeteksi saat pemeriksaan rutin. Lain halnya dengan multiple sclerosis (MS), yang paling sering mulai menunjukkan gejala neurologis pada usia 20–40 tahun, tetapi kasus onset pada masa kanak-kanak atau setelah usia 50 tahun juga telah tercatat.
Faktor genetik, riwayat keluarga, jenis kelamin khususnya perempuan dan paparan lingkungan turut menentukan pada umur berapa gejala mulai terlihat. Interaksi faktor-faktor tersebut membuat prediksi usia kemunculan autoimun tidak dapat digeneralisasi.
Meski demikian, deteksi dini sangat penting karena semakin cepat diagnosis ditegakkan, semakin baik peluang untuk mengendalikan flare, memperlambat kerusakan organ, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Karena itu, munculnya gejala yang persisten seperti nyeri sendi yang tidak membaik, rambut rontok ekstrem, mudah lelah, perubahan berat badan tanpa sebab, atau gangguan pencernaan kronis sebaiknya tidak diabaikan, apapun usia penderitanya.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
gejala autoimun autoimun muncul umur berapa tanda awal autoimun penyakit autoimun pada anak






















