Jum'at, 12/12/2025 13:56 WIB

Minum Energy Drink Berlebihan Bisa Picu Stroke Berat, Ini Temuan Ilmiahnya





Temuan ini muncul dari sebuah kasus yang menunjukkan bagaimana minuman energy mampu memicu stroke meski pada individu tanpa faktor risiko

Ilustrasi stroke (Foto: RS M. Haulussy Ambon)

Jakarta, Jurnas.com - Energy drink atau minuman berenergi sering dipasarkan sebagai “tenaga instan” untuk lembur, latihan, atau sekadar melawan kantuk. Namun sebuah laporan kasus terbaru di BMJ Case Reports mengungkapkan bahwa konsumsi berlebihan dapat memicu risiko kesehatan yang jauh lebih serius.

Temuan ini muncul dari sebuah kasus yang menunjukkan bagaimana minuman berenergi mampu memicu stroke meski pada individu tanpa faktor risiko atau tanpa riwayat medisnya.

Kasus itu dialami seorang pria sehat berusia 50-an di Inggris yang tiba-tiba kolaps dan mengalami kerusakan otak permanen. Kejadian mengejutkan ini membuat dokter menelusuri lebih dalam penyebabnya karena riwayat medisnya tidak menunjukkan ancaman besar.

Penyebabnya justru muncul dari kebiasaan hariannya, sebab ia rutin mengonsumsi delapan kaleng energy drink setiap hari. Akumulasi kafein yang mencapai lebih dari 1.200 mg itu melampaui tiga kali batas aman yang direkomendasikan bagi orang dewasa.

Lonjakan kafein tersebut berujung pada tekanan darah ekstrem hingga 254/150 mmHg yang memicu stroke di thalamus, wilayah otak yang mengatur gerak dan sensasi. Kondisi itu membuatnya kehilangan keseimbangan, mengalami mati rasa, hingga kesulitan bicara dan berjalan.

Setelah perawatan darurat, tekanan darahnya sempat menurun tetapi kembali melonjak beberapa hari kemudian sehingga dokter meninjau ulang faktor pemicunya. Barulah terungkap bahwa konsumsi energy drink berlebihan menjadi penyebab yang selama ini tidak ia sadari.

Ketika ia berhenti mengonsumsinya, tekanan darahnya kembali normal dan ia bahkan tak lagi membutuhkan obat. Meski demikian, kerusakan akibat stroke tak sepenuhnya pulih karena delapan tahun kemudian ia masih merasakan mati rasa pada sisi kiri tubuhnya.

Laporan medis tersebut menunjukkan bahwa kadar kafein dan gula yang tinggi dapat memicu penyempitan pembuluh darah otak serta meningkatkan risiko penggumpalan. Temuan ini diperkuat hasil CT angiogram yang menunjukkan spasme pembuluh darah, tanda khas gangguan vasokonstriksi serebral yang dapat berujung stroke.

Meski temuan ini berasal dari satu kasus, para ahli menilai bahwa tren konsumsi energy drink yang meningkat membuat risiko tersebut patut diwaspadai. Karena itu, para peneliti menyerukan perlunya regulasi lebih ketat terhadap penjualan dan iklan yang kerap menyasar kelompok usia muda.

“Kami mengusulkan bahwa peningkatan regulasi terhadap penjualan energy drink dan kampanye iklan (yang sering menargetkan kelompok usia lebih muda) dapat memberikan manfaat bagi kesehatan serebrovaskular dan kardiovaskular masyarakat di masa depan,” ujar para peneliti.

Melalui laporan ini, dokter juga mengingatkan bahwa banyak pasien tidak menyadari dampak jangka panjang energy drink terhadap jantung dan otak. Dengan demikian, kebiasaan minum harian perlu ditinjau kembali agar risiko serupa tidak terulang. (*)

Sumber: Earth

 
KEYWORD :

Minuman Berenergi Energy Drink Penyakit Stroke Pemicu Stroke




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :