Jum'at, 12/12/2025 12:40 WIB

Mentrans Ajak Guru Besar Desain Masa Depan Indonesia Lewat Transmigrasi 5.0





Menurut Mentrans, transmigrasi baru ini merupakan langkah strategis memanfaatkan momentum bonus demografi

Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara (tengah) dalam Kongres V Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya, Jawa Timur (Foto: Kementrans)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Transmigrasi (Mentrans) M. Iftitah Sulaiman Suryanagara mengajak guru besar dan civitas akademika se-Indonesia terlibat dalam merancang masa depan Indonesia melalui Transmigrasi 5.0, sebuah kerangka pembangunan kewilayahan berbasis sains dan teknologi.

Menurut Mentrans, transmigrasi baru ini merupakan langkah strategis memanfaatkan momentum bonus demografi. Hal itu disampaikannya dalam Kongres V Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (11/12).

"Saya datang bukan sekadar menjelaskan program, tetapi mengajak kita mendesain masa depan Indonesia dan saya percaya ITS serta para guru besar akan menjadi jantung intelektual dari desain besar itu," kata Menteri Iftitah.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Menteri Iftitah menilai pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia harus dibangun dari daerah dan wilayah perbatasan yang selama ini belum dioptimalkan.

"Pertumbuhan yang tidak hanya menambah PDB secara kosmetik, tetapi menghasilkan pangan, energi, industri, teknologi, dan kapasitas manusia yang nyata. Pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, yang menciptakan lebih banyak lapangan kerja untuk rakyat di sekitarnya. Sehingga, tidak ada lagi pengangguran di bumi tercinta ini," tutur Mentrans.

Dalam paparannya, Menteri Iftitah meluruskan persepsi lama mengenai transmigrasi. Ia menegaskan transmigrasi hari ini bukan lagi soal perpindahan penduduk, melainkan pembangunan kawasan berbasis produktivitas.

“Transmigrasi merupakan kerangka pembangunan paling lengkap karena bekerja pada tiga fondasi sekaligus: lahan, manusia, dan produktivitas,” ungkap Mentrans.

Konsep Transmigrasi 5.0

Menteri Iftitah menegaskan pembangunan kawasan transmigrasi mengandalkan sains, data, dan teknologi. Konsep Transmigrasi 5.0 mencakup rancangan pemodelan iklim 30 tahun ke depan, analisis geospasial berbasis kecerdasan buatan (AI), pemetaan rantai pasok, hingga desain permukiman berbasis ekosistem pertumbuhan.

“Bayangkan bila setiap kawasan transmigrasi dirancang dengan standar ilmiah. Hasilnya adalah kawasan yang menjadi smart agro-estate, smart fisheries, rural industry hub, dan smart settlement berbasis data,” papar Menteri Iftitah.

Kementerian Transmigrasi saat ini sedang menyiapkan 2–3 kawasan sebagai laboratorium hidup (living lab) untuk uji penerapan teknologi dan riset kampus. Tak hanya itu, program Transmigrasi Patriot dan Beasiswa Patriot disiapkan sebagai mesin talenta untuk menyiapkan pemimpin lapangan masa depan.

Sehingga, Menteri Iftitah mengajak para guru besar termasuk ITS untuk berperan dalam tiga hal utama yakni desain bersama (co-design), proyek percontohan (pilot project), dan pembentukan talent pipeline pembangunan kawasan.

"Pembangunan kawasan baru harus menjadi karya bersama, lingkungan, robotika, industri, kelautan, energi, agrikultur, transportasi, tata kota. Ini bukan proyek satu disiplin, tetapi symphony of sciences," kata Mentrans.

Mentrans menutup pidatonya dengan menegaskan masa depan Indonesia tidak akan lahir dari kota besar semata, melainkan pertumbuhan baru di daerah.

“Jika Indonesia ingin melompat, lompatan itu tidak akan lahir dari Jakarta atau Surabaya saja. Ia muncul dari desa modern, agro-estate digital, industri perikanan terpadu, energi terbarukan, dan kota-kota teknologi di daerah. Mari kita bangun Indonesia bukan hanya dengan angka, tetapi dengan jiwa. Bukan hanya dengan teknologi, tetapi dengan keberanian membuka frontier baru,” pungkasnya.

KEYWORD :

Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanegara Guru Besar Transmigrasi 5.0




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :