Pengamat Komunikasi Politik dari Swarna Dwipa Institute (SDI) Frans Immanuel Saragih. Foto: dok. jurnas
JAKARTA, Jurnas.com - Pada tanggal 9 Desember 2025 bertempat di Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin berpidato dengan sangat lantang bahwa ada musuh dalam selimut.
Dia juga menyampaikan kejanggalan yang dirasakan contohnya seperti timah kita yang menguap ke luar negeri, bahkan ada negara yang bukan penghasil timah tapi menjadi pemain timah penting di dunia.
Sebelumnya di Morowali juga beberapa waktu lalu Menhan berpidato secara keras mengenai bandara dan tambang ilegal.
Pengamat Komunikasi Politik dari Swarna Dwipa Institute (SDI) Frans Immanuel Saragih menyampaikan bahwa ini bukan pertama kali Menhan berpidato yang pesannya sarat dengan peningkatan kewaspadaan nasional.
“Saya melihat interval waktu Pidato Menhan di Morowali dan Pidato Unhas tidak terlalu lama, dan muatan pesannya hampir mirip walaupun objeknya berbeda ungkap,” kata Frans di Jakarta, Kamis (11/12/2025).
Ia melihat memandang bahwa pidato ini merupakan pesan yang secara tidak langsung disampaikan Presiden Prabowo akan keprihatinan beliau melihat kondisi negara saat ini.
Kalau runut ke belakang, kata Frans, sebenarnya Prabowo konsisten dengan pidato pidatonya dikala Pilpres 2014, 2019 hingga 2024. Bahkan jauh saat maju di konvensi Capres Partai Golkar di 2004 Prabowo menyampaikan pesan mengenai "Kebocoran".
“Nah saat Prabowo menjadi Presiden saat ini, dia ingin menunjukkan bahwa sektor sektor mana saja yang perlu penanganan serius. Dan tentu saja Prabowo akan menggunakan orang-orang terdekatnya, seperti Menhan untuk menyampaikan pesan tersebut. Menurut saya pidato Menhan di depan mahasiswa Unhas itu ingin membuka mata publik kondisi yang terjadi saat ini,” tutur Frans.
“Jadi acap kali selain Pimpinan DPR RI Sufmi Dasco Ahmad, Prabowo menggunakan Menhan Sjafrie menjadi penyampai pesan. Baik Sjafrie dan Dasco keduanya memiliki kemampuan komunikasi yang baik terhadap publik dengan gaya komunikasinya masing masing,” imbuh Frans.
Bagi Frans, pidato Menhan Sjafrie merupakan tamparan keras terhadap pihak pihak yang merugikan negara, khususnya dibidang pertambangan. “Tinggal bagaimana para penegak hukum dan juga aparat keamanan mampu bertindak cepat, tepat dan taktis menjaga seluruh aset aset bangsa yang coba dilarikan ke luar negeri,” ujarnya.
Sebagai negara yang kaya akan berbagai kekayaan alamnya sudah seharusnya bangsa ini sejahtera. “Maka oleh karena itu kami melihat setelah 1 tahun pemerintahan Presiden Prabowo, ia mencoba menambah speed dan mulai bertindak cepat dan tegas, baik melalui statement dan upaya yang dilakukan dalam mencegah kebocoran,” pungkas Frans.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Sjafrie Sjamsoeddin Frans Saragih Pidato Menhan
























