Ilustrasi - orang sedang mengemudi mobil (Foto: Unsplash/Jacob Diehl)
Jakarta, Jurnas.com - Mobil modern saat ini bukan hanya digerakkan oleh mesin dan bensin, tetapi juga oleh “otak” elektronik yang bekerja berdasarkan informasi dari berbagai sensor.
Teknologi ini membuat kendaraan semakin aman, efisien, dan responsif terhadap kondisi jalan maupun perilaku pengemudi. Tetapi bagaimana sebenarnya sensor bekerja dalam sistem otomotif?
Pada dasarnya, sensor mobil adalah alat pendeteksi perubahan fisik atau kimia lalu mengubahnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal tersebut dikirim ke ECU (Electronic Control Unit) atau komputer mesin untuk diproses.
ECU kemudian menentukan tindakan yang harus dilakukan—mulai dari menyesuaikan campuran bahan bakar, mengaktifkan ABS saat rem keras, hingga menyalakan lampu indikator di dashboard.
Salah satunya adalah sensor oksigen (O2 sensor) yang terletak di sistem knalpot. Sensor ini mengukur kadar oksigen pada gas buang untuk menentukan apakah proses pembakaran terlalu kaya atau terlalu miskin. ECU kemudian menyesuaikan injeksi bahan bakar agar pembakaran optimal—membantu efisiensi dan mengurangi emisi.
Ada juga TPS (Throttle Position Sensor) yang membaca posisi pedal gas. Sensor ini memberi tahu ECU seberapa banyak pengemudi menginjak pedal akselerasi. Data ini dikombinasikan dengan sensor lain untuk menentukan jumlah bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar.
Dalam sistem keselamatan, sensor ABS (Anti-lock Braking System) bekerja mendeteksi apakah roda terkunci saat pengereman keras. Begitu sensor membaca roda berhenti berputar, ECU mengatur tekanan rem agar roda tetap berputar terkendali. Teknologi sederhana namun penting ini mencegah slip, menjaga stabilitas, dan memperpendek jarak berhenti kendaraan.
Sensor lainnya termasuk sensor suhu mesin, sensor tekanan udara (MAP/MAF), sensor parkir ultrasonik, hingga radar dan kamera pada sistem ADAS (Advanced Driver Assistance System).
Pada mobil terbaru, sensor bekerja secara terintegrasi—menganalisis kondisi mesin, lingkungan, hingga gaya berkendara lalu membuat keputusan otomatis untuk keamanan dan kenyamanan.
Menariknya, perkembangan otomotif menuju era kendaraan listrik dan otonom semakin memperbanyak jumlah sensor. Mobil bisa memiliki puluhan hingga ratusan sensor yang bekerja serempak, menciptakan kendaraan yang mampu “merasakan” lingkungan sekitar dan bereaksi dengan cepat.
Dengan cara kerja demikian, sensor menjadi indera pintar bagi kendaraan, layaknya mata, telinga, dan saraf pada manusia. Tanpa sensor, mobil modern tidak akan mampu mengatur efisiensi bahan bakar, mengurangi emisi, atau menghadirkan fitur keselamatan canggih.
Pada akhirnya, teknologi sensor membuktikan bahwa kendaraan saat ini bukan lagi sekadar mesin mekanis, tetapi sistem pintar yang memadukan elektronika, informasi, dan kecerdasan buatan untuk menghasilkan pengalaman berkendara yang aman, nyaman, dan efektif.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Mobil modern Mesin dan bensin Otak elektronik Berbagai sensor
























