Kamis, 11/12/2025 03:55 WIB

Hari Gunung Sedunia 11 Desember, Ini Sejarah dan Asal-usulnya





Setiap tanggal 11 Desember, dunia memperingati Hari Gunung Internasional (International Mountain Day).

Gunung Galunggung di Jawa Barat, tepatnya di wilayah Tasikmalaya

Jakarta, Jurnas.com - Setiap tanggal 11 Desember, dunia memperingati Hari Gunung Internasional (International Mountain Day), sebuah momentum global yang diprakarsai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan kesadaran terhadap peran vital gunung bagi kehidupan manusia dan planet bumi.

Peringatan ini bukan sekadar penanda kalender, melainkan ajakan serius bahwa kelestarian ekosistem pegunungan menentukan keberlanjutan generasi.

Gunung merupakan rumah bagi jutaan manusia, habitat keanekaragaman hayati, sumber air, sumber energi terbarukan, hingga pusat kebudayaan masyarakat adat.

Dari lereng Pegunungan Andes hingga Himalaya, dan dari pegunungan Alpen hingga puluhan puncak vulkanik di Nusantara, gunung telah menjadi salah satu pengerak utama kehidupan.

Indonesia sebagai wilayah cincin api dunia memiliki ratusan gunung aktif dan non-aktif, yang menjadikannya negara kaya bentang alam sekaligus rentan terhadap perubahan ekosistem.

Peringatan Hari Gunung Internasional tahun ini kembali menyoroti isu penting: ancaman perubahan iklim, deforestasi, degradasi lahan, serta tekanan pariwisata massal terhadap kawasan gunung.

Berbagai penelitian memperingatkan bahwa mencairnya gletser, hilangnya vegetasi, dan peningkatan risiko bencana seperti longsor hingga erupsi dapat berdampak langsung pada ketahanan pangan, ketersediaan air, dan kelangsungan hidup masyarakat lereng gunung.

Sejumlah lembaga lingkungan dan komunitas pecinta alam di Indonesia memanfaatkan momentum ini melalui kampanye edukasi, ekspedisi konservasi, hingga aksi penanaman pohon di sejumlah kawasan pegunungan.

Di beberapa daerah, peringatan dilakukan dengan diskusi publik tentang mitigasi bencana dan strategi wisata gunung yang lebih aman dan berkelanjutan.

Selain memiliki peran ekologis, gunung juga menyimpan nilai spiritual dan budaya. Banyak komunitas adat menjadikan gunung sebagai ruang sakral dan simbol keseimbangan kosmologis. Karena itu, menjaga gunung berarti menjaga identitas sosial dan kebijaksanaan tradisi yang telah diwariskan turun-temurun.

Hari Gunung Internasional mengingatkan bahwa upaya melestarikan puncak-puncak bumi bukan hanya tanggung jawab negara atau organisasi lingkungan, tetapi juga individu.

Dengan memulai dari tindakan kecil—mengurangi sampah saat pendakian, menjaga hutan, mendukung kebijakan konservasi—masyarakat bisa berkontribusi nyata terhadap ketahanan gunung dan para penghuninya.

Pada akhirnya, peringatan ini mengajak dunia melihat gunung bukan hanya sebagai destinasi wisata, tapi penopang kehidupan, pusat pengetahuan, dan cermin keseimbangan alam.

Di tengah ancaman krisis iklim, momentum ini menjadi seruan untuk bergerak bersama menjaga bumi dari puncaknya, demi keberlanjutan generasi hari ini dan masa depan.

KEYWORD :

11 Desember Hari Gunung Internasional International Mountain Day




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :