Ilustrasi ibu hamil (Foto: Pexels/Yan Krukau)
Jakarta, Jurnas.com - Mengidam sering dianggap sebagai fenomena wajib dalam kehamilan. Di masyarakat, berkembang kepercayaan bahwa keinginan ibu hamil harus segera dituruti, bahkan dipercaya dapat membawa dampak buruk jika diabaikan.
Secara medis, ngidam lebih dikenal sebagai craving, yaitu dorongan kuat untuk mengonsumsi jenis makanan tertentu. Kondisi ini berkaitan dengan perubahan hormon yang signifikan selama masa kehamilan.
Hormon estrogen dan progesteron memengaruhi indra penciuman dan perasa, sehingga ibu hamil lebih sensitif terhadap aroma dan rasa. Hal ini membuat keinginan terhadap makanan tertentu terasa jauh lebih kuat dibandingkan kondisi normal.
Selain faktor biologis, ngidam juga dipengaruhi faktor psikologis. Rasa cemas, stres, hingga kebutuhan akan perhatian dari pasangan sering kali tercermin dalam bentuk keinginan tertentu yang bersifat emosional.
Di balik berbagai mitos yang berkembang, tidak ada bukti ilmiah bahwa menolak keinginan ngidam bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada janin. Namun demikian, aspek kenyamanan emosional ibu tetap penting untuk dijaga.
Jawaban Mitos yang Sering Didengar Ibu Hamil
Peran suami dalam menyikapi ngidam seharusnya lebih dari sekadar menuruti permintaan. Dukungan emosional, empati, dan komunikasi yang baik terbukti berkontribusi besar terhadap kesehatan mental ibu hamil.
Tidak semua keinginan saat ngidam aman untuk dikonsumsi. Keinginan terhadap makanan terlalu manis, tinggi garam, atau makanan mentah perlu disikapi secara bijak karena bisa berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Tantangan lainnya muncul ketika ngidam mengarah pada kombinasi makanan yang tidak lazim atau praktik berisiko. Dalam situasi ini, diskusi bersama tenaga kesehatan menjadi langkah paling aman.
Para ahli kesehatan menekankan bahwa keseimbangan nutrisi tetap menjadi prioritas utama selama kehamilan. Memenuhi ngidam sebaiknya disesuaikan dengan prinsip gizi seimbang, bukan semata-mata mengikuti dorongan sesaat.
Ngidam juga sering menjadi momen penguatan hubungan emosional pasangan. Ketika suami menunjukkan perhatian, ibu hamil merasa lebih dihargai dan didukung secara psikologis.
Dengan demikian, anggapan bahwa ngidam wajib mutlak dituruti merupakan bagian dari mitos budaya. Yang jauh lebih penting adalah menjaga kesehatan fisik dan emosional ibu melalui komunikasi, empati, dan dukungan nyata dari pasangan.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
ngidam ibu hamil mitos kehamilan peran suami saat istri hamil





















