Imunisasi pada anak penting untuk menjaga kesehatan (Foto: Jurnas/Ist).
Jakarta, Jurnas.com - Banyak orang tua masih bersikap ragu saat harus memberikan imunisasi kepada anak. Alasannya beragam, mulai dari kekhawatiran terhadap efek samping hingga pengaruh informasi keliru yang beredar luas di media sosial. Padahal, menolak imunisasi justru dapat membuka pintu risiko penyakit serius pada anak.
Imunisasi bekerja dengan cara melatih sistem kekebalan tubuh agar mampu mengenali dan melawan virus atau bakteri tertentu. Tanpa perlindungan ini, tubuh anak menjadi jauh lebih rentan terhadap berbagai penyakit menular yang sebenarnya bisa dicegah.
Risiko paling nyata dari penolakan imunisasi adalah meningkatnya kemungkinan anak terserang penyakit berbahaya seperti campak, polio, difteri, pertusis, dan hepatitis. Penyakit-penyakit ini bukan sekadar infeksi ringan, tetapi berpotensi menimbulkan komplikasi permanen bahkan kematian.
Tidak hanya berdampak pada individu, rendahnya cakupan imunisasi juga mempengaruhi masyarakat luas. Herd immunity atau kekebalan kelompok hanya dapat tercapai jika sebagian besar populasi telah diimunisasi. Ketika banyak anak tidak divaksin, risiko wabah penyakit akan meningkat drastis.
Anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap juga berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang. Infeksi berat pada usia dini dapat memicu gangguan kognitif, gangguan fisik, hingga keterlambatan perkembangan motorik.
Selain itu, anak tanpa vaksin memiliki risiko rawat inap yang lebih tinggi. Proses perawatan penyakit infeksi serius membutuhkan biaya besar dan waktu pemulihan yang tidak singkat, sehingga menimbulkan beban psikologis dan ekonomi bagi keluarga.
Efek samping imunisasi sering kali menjadi alasan utama penolakan. Namun, secara ilmiah, efek samping vaksin umumnya ringan dan bersifat sementara, seperti demam ringan atau nyeri di area suntikan. Risiko ini jauh lebih kecil dibandingkan risiko komplikasi penyakit yang bisa dicegah.
Organisasi kesehatan dunia telah berulang kali menegaskan bahwa imunisasi merupakan salah satu intervensi kesehatan paling efektif dalam sejarah dunia. Program vaksinasi terbukti menekan angka kematian bayi dan balita secara signifikan di berbagai negara.
Penolakan imunisasi juga dapat membuat anak menjadi carrier atau pembawa penyakit, sehingga berpotensi menularkan virus ke bayi, lansia, atau individu dengan daya tahan tubuh lemah. Ini menjadi ancaman serius bagi kelompok rentan di sekitar anak.
Edukasi berbasis sains sangat penting agar orang tua dapat membuat keputusan yang tepat. Konsultasi dengan tenaga medis resmi jauh lebih aman dibandingkan mempercayai informasi viral yang tidak memiliki dasar ilmiah.
Dengan imunisasi lengkap, anak mendapatkan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit menular. Langkah kecil berupa suntikan vaksin sebenarnya merupakan investasi besar bagi masa depan kesehatan anak dan komunitas secara luas.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
risiko tidak imunisasi bahaya menolak vaksin imunisasi anak


















