Selasa, 09/12/2025 09:07 WIB

Kenapa Tubuh Manusia Butuh Sinar Matahari?





Sinar matahari bukan sekadar fenomena alam, ia adalah kebutuhan biologis untuk membuat tubuh bekerja sebagaimana mestinya.

Ilustrasi - ini alasan tubuh manusia butuh sinar matahari (Foto: REUTERS)

Jakarta, Jurnas.com - Dalam kehidupan modern yang serba indoor, manusia semakin jarang terpapar sinar matahari alami. Padahal, cahaya matahari bukan hanya sumber terang atau panas, tetapi penentu keseimbangan biologis tubuh.

Di balik sinarnya, terdapat mekanisme alami yang sangat vital, yaitu pembentukan vitamin D. Tanpa paparan matahari yang cukup, banyak proses fundamental tubuh terganggu, mulai dari kesehatan tulang, imun, hingga kestabilan suasana hati.

Ketika kulit terkena sinar ultraviolet B (UVB), tubuh memulai proses sintesis vitamin D secara mandiri. Nutrisi ini berperan mengatur penyerapan kalsium dan fosfor yang menjadi fondasi pembentukan tulang dan gigi.

Kekurangan paparan matahari dalam jangka panjang dapat menurunkan produksi vitamin D, yang pada akhirnya meningkatkan risiko pengeroposan tulang, kelelahan kronis, dan gangguan pertumbuhan pada anak.

Tidak hanya itu, penelitian menemukan bahwa vitamin D memiliki hubungan erat dengan sistem kekebalan tubuh. Sel-sel imun membutuhkan vitamin D untuk bekerja optimal dalam melawan infeksi.

Itulah mengapa orang yang jarang terpapar sinar matahari cenderung lebih rentan terhadap penyakit, terutama dalam musim lembab atau lingkungan tertutup.

Menariknya, sinar matahari juga bekerja sebagai pengatur suasana hati. Ketika tubuh menerima cahaya alami, produksi hormon serotonin meningkat, zat yang membuat seseorang merasa lebih ceria, berenergi, dan tenang.

Pada wilayah dengan musim dingin berkepanjangan, rendahnya paparan sinar matahari dikaitkan dengan meningkatnya kasus depresi dan Seasonal Affective Disorder (SAD). Hal ini menegaskan bahwa cahaya matahari berfungsi sebagai obat gratis untuk kesejahteraan mental.

Namun, manfaat sinar matahari tidak berarti paparan tanpa batas. Kulit memiliki toleransi terhadap radiasi UV, dan paparan berlebihan meningkatkan risiko penuaan dini hingga kanker kulit.

Kuncinya adalah keseimbangan: paparan 10–20 menit pada pagi atau sore hari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan vitamin D harian sebagian besar orang, tanpa meningkatkan risiko bahaya radiasi.

Dalam era gaya hidup modern yang dikungkung ruangan ber-AC dan layar gawai, mendapatkan sinar matahari menjadi tantangan baru. Padahal tubuh kita diciptakan untuk berinteraksi dengan alam, termasuk cahaya matahari.

Mengambil waktu sejenak untuk berjemur setiap pagi, berjalan ringan di luar ruangan, atau membuka tirai rumah agar cahaya masuk adalah langkah kecil yang dapat memberi pengaruh besar.

Sinar matahari bukan sekadar fenomena alam, ia adalah kebutuhan biologis untuk membuat tubuh bekerja sebagaimana mestinya.

KEYWORD :

Tips kesehatan Tubuh manusia Sinar matahari Vitamin D




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :