Ilustrasi - baterai ponsel (Foto: Tyler Lastovich/Unsplash)
Jakarta, Jurnas.com - Di tengah ketergantungan terhadap ponsel pintar, keluhan baterai cepat habis menjadi hal yang mendominasi percakapan pengguna.
Tanpa disadari, masalah ini bukan semata soal kualitas perangkat, melainkan konsekuensi alamiah dari teknologi yang kita gunakan. Baterai lithium-ion, standar yang dipakai hampir semua smartphone, memiliki masa hidup dan pola keausan tertentu yang bergantung pada cara pemakaian harian kita.
Baterai tidak sekadar menyimpan listrik; ia bekerja melalui reaksi kimia yang terus bergerak saat ponsel digunakan maupun disimpan. Setiap kali baterai diisi dan dikosongkan, sel di dalamnya mengalami degradasi kecil.
Siklus inilah yang disebut charge cycle. Umumnya, baterai lithium-ion mampu bertahan optimal antara 300 hingga 500 siklus pengisian penuh sebelum kapasitasnya mulai menurun drastis. Artinya, semakin sering Anda mengisi daya hingga 100% lalu mengurasnya hingga habis, semakin cepat baterai menua.
Kebiasaan sehari-hari juga memainkan peran penting. Membiarkan ponsel panas saat gaming, mengecas sambil digunakan untuk streaming, hingga menaruh ponsel di bawah sinar matahari membuat suhu inti baterai meningkat. Panas adalah musuh terbesar lithium-ion karena mempercepat oksidasi internal sel dan memperpendek usia baterai.
Bahkan pengisian cepat (fast charging) meski efisien tetap memiliki konsekuensi: arus besar menghasilkan panas lebih tinggi sehingga mempercepat degradasi jika dilakukan terus menerus.
Di sisi lain, sistem ponsel modern menggunakan manajemen daya untuk menstabilkan performa baterai, tetapi hal itu tak dapat sepenuhnya melawan hukum kimia.
Lama-kelamaan kapasitas maksimal baterai akan menurun, dan indikator persentase terasa lebih cepat turun meskipun durasi pemakaian tetap sama. Banyak pengguna menyadari fenomena ini setelah satu hingga dua tahun penggunaan intensif.
Namun, ada cara sederhana memperlambat proses penuaan baterai. Mengisi daya pada rentang 20–80%, menghindari panas berlebih, serta tidak membiarkan baterai benar-benar kosong merupakan langkah efektif.
Menggunakan charger bawaan, menonaktifkan fitur yang tidak diperlukan, dan membersihkan aplikasi latar belakang juga dapat menjaga efisiensi konsumsi daya. Meskipun kebiasaan ini tampak sederhana, dampaknya nyata dalam memperpanjang usia pakai baterai.
Memahami bagaimana baterai bekerja membantu kita menerima keterbatasannya sekaligus merawatnya lebih bijak. Teknologi baterai akan terus berkembang, namun selama kita bergantung pada sistem kimia seperti lithium-ion, degradasi tetap menjadi bagian dari siklus hidupnya.
Alih-alih kesal ketika baterai drop, lebih baik kita belajar merawatnya, sehingga perangkat tetap bertahan lebih lama sesuai kebutuhan kita dalam hidup yang semakin terkoneksi.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Baterai cepat habis siklus lithium-ion baterai handphone


















