Senin, 08/12/2025 14:13 WIB

Kepala Barantin: Dua Tahun Lagi SDM Karantina Harus Sejajar Negara Maju





Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, menegaskan bahwa penguatan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas utama lembaga.

Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat Manaor Panggabean (tengah), saat sesi jumpa pers di Jakarta, Senin (Foto: Vaza/Jurnas)

Jakarta, Jurnas.com - Badan Karantina Indonesia (Barantin) resmi meluncurkan Learning Management System (LMS) `LenteraQ`& Lembaga Sertifikasi Profesi P2 Barantin dalam acara sosialisasi transformasi digital pengembangan dan sertifikasi SDM karantina di Jakarta, pada Senin (8/11).

Kepala Barantin, Sahat Manaor Panggabean, menegaskan bahwa penguatan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas utama lembaga yang baru berusia dua tahun tersebut.

“Program pertama saya memang penguatan SDM. Itu program utama,” ujar Sahat dalam sambutannya.

Ia menegaskan seluruh pejabat eselon wajib mengikuti pendidikan dan pelatihan kompetensi.

“Semua eselon 1 wajib ikut diklat, eselon 2 juga wajib,” tegas Sahat.

Sahat menyebut penguatan SDM merupakan fondasi transformasi besar Barantin menuju lembaga karantina setara negara maju. Menurutnya, tagline Karantina Indonesia adalah `KUAT` yang berarti kompeten, unggul, amanah, dan tangguh.

“Karantina itu kuat, yakni kuat itu singkatan dari kompeten. Saya ingin ini ditularkan kepada semua, bukan hanya pegawai tapi mitra dan masyarakat,” katanya.

Namun, Sahat mengingatkan bahwa kompetensi SDM belum cukup jika laboratorium dan sistem sertifikasi tak mengikuti standar global. Ia berkaca pada insiden penolakan hasil pemeriksaan Indonesia oleh negara maju.

“Saya ngotot mempertahankan hasil pemeriksaan kita sampai mereka akhirnya menerima. Tapi mereka bertanya apakah SDM dan alat kita sudah tersertifikasi internasional. Itu cerita lain,” kata Kepala Barantin.

Melalui LenteraQ dan lembaga sertifikasi, Barantin ingin memastikan standar kemampuan tenaga karantina mampu diuji, dibuktikan, dan diakui secara internasional.

“Kita bersama BDSP melakukan pelatihan dan sertifikasi. Sekarang Barantin sudah bisa melakukan sertifikasi. Ini penting supaya barang-barang kita diterima luar negeri karena SDM-nya sudah kompeten,” katanya dalam sesi konferensi pers.

Sahat optimistis target penyetaraan kapasitas SDM karantina Indonesia dengan negara maju bisa dicapai dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Lebih lanjut, ia menyebut strategi akselerasi dilakukan melalui sertifikasi berjenjang di seluruh Balai Pengujian dan penyebaran kompetensi yang merata dari pusat hingga daerah.

“Saya pikir 1–2 tahun ke depan bisa tercapai. Kemampuan ini harus sama dan cepat,” ujarnya. Ia meminta pelaku usaha menjadi bagian dari transformasi tersebut.

“Saya tidak ingin karantina di bawah pelaku usaha. Posisi kita harus sama, semangatnya sama membangun Indonesia,” tambahnya.

Barantin juga mendorong pelayanan digital dan laboratorium tersertifikasi sebagai pilar kedua dan ketiga reformasi.

Menutup sambutannya, Sahat menyampaikan harapan besar Barantin dalam laporan kinerja nasional.

“Saya yakin 2029–2030 kita akan laporkan ke Presiden bahwa karantina sudah sejajar dengan negara-negara maju,” tutup Sahat.

KEYWORD :

Badan Karantina Indonesia LMS LenteraQ LSP Barantin Sahat Manaor Panggabean




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :