Ilustrasi tertawa bersama pasangan (foto:grid)
Jakarta, Jurnas.com - Fenomena pihak ketiga dalam rumah tangga kerap menimbulkan keresahan, karena persoalan ini tidak hanya memicu keretakan hubungan tetapi juga menabrak batas-batas moral yang dijunjung masyarakat. Dalam Islam, pernikahan bahkan disebut sebagai ikatan suci yang dijaga Allah SWT sehingga siapa pun yang mengganggunya termasuk dalam perbuatan zalim.
Al-Qur’an menegaskan beratnya larangan mendekati perzinaan melalui QS. An-Nur ayat 2 yang menggambarkan sanksi tegas bagi pelakunya. Ayat ini sekaligus menjadi peringatan bahwa segala tindakan yang mendekati zina, termasuk menggoda pasangan orang lain, merupakan pelanggaran serius terhadap hukum Allah.
Rasulullah SAW juga memberikan peringatan keras melalui sabdanya dalam riwayat Abu Dawud bahwa bukan termasuk golongan beliau orang yang merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya. Pesan ini memperjelas bahwa upaya menggoyahkan rumah tangga, baik dengan niat memiliki maupun sekadar menumbuhkan rasa suka tanpa menahan diri, sudah termasuk dosa yang mencederai keutuhan keluarga.
4 Dosa Besar Suami Istri Perusak Rumah Tangga
Pakar keluarga menilai bahwa dorongan-dorongan kecil seperti perhatian berlebih atau komunikasi intens dengan pasangan orang lain sering kali menjadi awal munculnya konflik besar. Dalam banyak kasus, godaan sepele justru berujung pada keruntuhan rumah tangga yang sebelumnya kokoh.
Karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk menjaga pandangan dan kehormatan sebagaimana tercantum dalam QS. An-Nur ayat 30–31. Perintah ini menjadi benteng penting agar seseorang tidak terjerumus menginginkan apa yang bukan haknya dan tidak merusak kebahagiaan keluarga lain.
Dampak dari campur tangan orang ketiga tidak hanya dirasakan pasangan suami istri, tetapi juga anak-anak yang kerap menjadi korban paling sunyi dari keretakan rumah tangga. Banyak dari mereka membawa luka psikologis yang bertahan hingga dewasa dan memengaruhi masa depan mereka.
Sementara itu, romantisasi perselingkuhan di media sosial semakin mengaburkan batas moral karena kasus hubungan terlarang sering dijadikan konsumsi hiburan. Fenomena ini dikhawatirkan membuat generasi muda memandang enteng nilai kesetiaan yang seharusnya dijaga.
Para tokoh agama mengingatkan bahwa merusak rumah tangga orang lain bukan hanya menciptakan kekacauan sosial, tetapi juga menghadirkan konsekuensi akhirat yang sangat berat bagi pelakunya. Tindakan itu dipandang sebagai bentuk pemberontakan terhadap aturan yang telah Allah tetapkan untuk menjaga kehormatan manusia.
Dengan demikian, tidak ada kebahagiaan yang lahir dari memperebutkan pasangan orang lain karena setiap langkah dalam perbuatan itu dibangun di atas air mata dan kehancuran keluarga. Jalan terbaik bukan hanya menjauhi godaan, tetapi juga menjaga diri agar tidak menjadi penyebab runtuhnya rumah tangga yang sudah Allah berkahi. (*)
Wallahu`alam
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Dosa merusak rumah tangga Dosa besar Adab pernikahan

























