Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag), Abu Rokhmad (Foto: Kemenag)
Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau masjid di seluruh Indonesia menggelar salat gaib bagi warga muslim yang wafat terdampak banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Kemenag juga mengajak warga jadikan masjidl sebagai pusat solidaritas dan penyaluran bantuan bagi warga terdampak banjir.
Imbuan ini disampaikan sebagai bentuk respons cepat atas kondisi darurat yang memerlukan dukungan kolaboratif. Kemenag bersama Baznas, Forum Zakat (FOZ), dan Poroz juga telah menggalang dana hingga terhimpun lebub Rp155 miliar. Saat ini, terus dibuka juga penyaluran donasi melalui Rekening Tanggap Darurat Kemenag dan sudah terhimpun Rp2,6 miliar.
Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad menjelaskan, masjid memiliki posisi strategis dalam merespons situasi kemanusiaan, baik karena kedekatannya dengan masyarakat maupun fungsinya sebagai ruang berkumpul dan saling menguatkan.
“Masjid adalah tempat masyarakat bernaung dan mencari kekuatan. Di saat seperti ini, masjid juga perlu menjadi ruang untuk saling menolong,” ujar Abu Rokhmad dalam keterangan resmi dlansir pada Sabtu (6/12).
Dia menyampaikan, Kemenag telah mengimbau Kanwil, Kemenag kabupaten/kota, KUA, dan Dewan Kemakmuran Masjid di seluruh Indonesia untuk menggalang donasi tanggap darurat dan disalurkan kepada korban bencana.
Abu menekankan bahwa penggalangan dana oleh masjid harus dilakukan secara tertib, transparan, dan sesuai ketentuan agar benar-benar memberi manfaat kepada warga yang membutuhkan. “Kami ingin penyaluran bantuan dilakukan secara terukur dan mengedepankan prinsip kemaslahatan,” kata dia.
Kemenag mendorong takmir masjid untuk mengaktifkan jejaring relawan, membuka posko bantuan, serta menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga kemanusiaan. Sinergi lintas institusi ini diperlukan agar distribusi bantuan dapat berlangsung cepat, tepat sasaran, dan menjawab kebutuhan dasar masyarakat, mulai dari logistik pangan, pakaian, air bersih, hingga layanan kesehatan darurat.
Abu Rokhmad juga mengajak masjid memberi perhatian pada aspek spiritual dan psikososial warga terdampak, termasuk dengan menggelar doa bersama, pendampingan rohani, dan layanan penguatan batin bagi mereka yang masih berada di lokasi pengungsian. “Bencana bukan hanya persoalan fisik, tetapi juga batin. Kehadiran masjid memberi energi ketenangan,” tuturnya.
Ia menambahkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kemenag daerah untuk memantau aktivitas masjid dalam membantu warga terdampak. Abu Rokhmad menyampaikan apresiasi kepada para takmir, relawan, dan komunitas masjid yang telah bergerak cepat dan menunjukkan solidaritas nyata. “Semakin besar kolaborasi, semakin cepat masyarakat pulih,” kata Abu.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Arsad Hidayat, mmeambahkan Ditjen Bimas Islam telah menyiapkan panduan operasional bagi masjid dalam penyelenggaraan layanan kemanusiaan. Panduan tersebut meliputi tata kelola posko, mekanisme penerimaan donasi, hingga prosedur distribusi bantuan agar tetap akuntabel dan sesuai regulasi yang berlaku.
Arsad juga mendorong masjid untuk melakukan pemetaan kebutuhan warga di lingkungan masing-masing, sehingga bantuan yang dikumpulkan dapat langsung menjawab kebutuhan paling mendesak. Ia menegaskan bahwa masjid tidak harus besar untuk dapat berperan. “Masjid kecil sekalipun bisa menjadi titik solidaritas,” katanya.
Di samping kebutuhan logistik, Kemenag meminta masjid menyediakan layanan informasi kebencanaan bekerja sama dengan BPBD dan aparat setempat. Layanan ini penting agar warga memperoleh informasi valid mengenai kondisi banjir, potensi susulan, jalur evakuasi, dan langkah keselamatan lainnya. “Peran informasi sangat krusial untuk menjaga keselamatan warga,” jelas Arsad.
Arsad turut mengapresiasi para relawan masjid yang terlibat langsung dalam evakuasi, pengelolaan posko, dan distribusi bantuan. Ia berharap gerakan kepedulian berbasis masjid akan terus menguat sebagai bagian dari ekosistem kemanusiaan nasional. “Kita ingin masjid tidak hanya menjadi ruang ibadah, tetapi juga rumah bersama di saat masyarakat membutuhkan,” ujarnya.
Sebagai bentuk standar operasional dan agar bantuan tersalurkan secara terpusat, Kemenag menetapkan mekanisme penyaluran donasi melalui Tim Tanggap Darurat yang dikelola oleh Biro Umum Sekretariat Jenderal. Masyarakat dapat menyalurkan donasi melalui rekening resmi yang telah disiapkan.
Bantuan dapat dikirimkan melalui rekening 7121241697 (Bank Syariah Indonesia), atas Nama: TANGGAP DARURAT KEMENAG. Kemenag mengajak seluruh jemaah, komunitas masjid, lembaga keagamaan, dan para dermawan untuk bersama-sama memperkuat solidaritas kemanusiaan.
"Semoga setiap langkah kebaikan yang kita lakukan menjadi jalan kemudahan bagi saudara-saudara kita yang sedang diuji,” tutup Arsad.
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Kementwrian Agama Bimas Islam Salat Ghaib Galang Dana Bencana Banjir


























