Ilustrasi -Alas Roban (Foto: Pegi-pegi via Pustakajc)
Jakarta, Jurnas.com - Alas Roban di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, sejak era kolonial dikenal sebagai jalur strategis penghubung pantura, sekaligus saksi perjalanan perdagangan masyarakat Jawa. Namun, selain fungsinya yang vital, kawasan perbukitan ini juga memiliki reputasi menakutkan bagi pengemudi.
Medan yang berliku dengan tanjakan curam dan turunan panjang membuat perjalanan di Alas Roban selalu menuntut kewaspadaan ekstra. Ditambah lagi, hutan lebat di sekeliling jalan dan minimnya penerangan di masa lampau menambah rasa cemas para pengemudi.
Jika ditelusuri dari sisi geografis, Alas Roban berada di kawasan yang didominasi hutan lebat dan kontur tanah berbukit. Pada era sebelum modernisasi, area ini terkenal gelap karena minim penerangan. Jalan berkelok dan tanjakan curam membuat banyak kendaraan sulit melintas dengan aman, terutama kendaraan berat. Kondisi tersebut menjadi salah satu alasan utama mengapa pengemudi kerap merasa cemas ketika memasuki kawasan ini.
Kisah tentang Alas Roban tidak lepas dari catatan kecelakaan yang cukup sering terjadi pada masa lalu. Banyak pengemudi truk dan bus yang kehilangan kendali di tikungan atau turunan panjang, sehingga terbentuklah anggapan bahwa kawasan tersebut “angker”.
Hingga kini, sebagian pengemudi senior masih mengingat masa ketika jalur ini hanya berupa jalan sempit yang dikelilingi pepohonan besar. Pada malam hari, suara hewan hutan menambah kesan mencekam. Banyak kisah turun-temurun dari warga sekitar yang memperkuat citra seram Alas Roban, mulai dari penampakan hingga cerita makhluk tak kasat mata yang dipercaya berkeliaran di sekitar tikungan tertentu.
Selain faktor alam dan cerita mistis, keadaan jalan pada masa lampau juga sering memicu kecelakaan. Tidak sedikit kendaraan mengalami rem blong saat melewati turunan panjang. Kondisi ini memperburuk reputasi Alas Roban sebagai jalur yang rawan, sehingga banyak sopir memilih berhenti sejenak untuk memeriksa kendaraan sebelum melintas.
Seiring perkembangan zaman, pemerintah mulai memperbaiki jalur ini dengan membangun jalan alternatif yang lebih aman. Pengembangan infrastruktur tersebut mengurangi intensitas kecelakaan. Namun, meski jalur lama tidak lagi dipenuhi kendaraan seperti dulu, citra menyeramkan yang melekat pada Alas Roban tetap hidup dalam cerita masyarakat.
Kendati demikian, pesona Alas Roban tidak hanya berisi kisah suram. Kawasan ini memiliki nilai sejarah tinggi sebagai jalur penghubung utama yang membantu aktivitas ekonomi sejak lama. Banyak pedagang dan pelancong yang melewati jalur ini pada masa lalu, menjadikannya saksi perjalanan perdagangan di sepanjang pantura Jawa.
Kini, meski sebagian besar cerita mistis dipandang sebagai legenda, kecemasan pengemudi tetap ada karena faktor medan. Beberapa bagian jalan masih memiliki tikungan tajam dan turunan panjang, sehingga kewaspadaan tetap menjadi syarat utama ketika melintas di wilayah ini.
Di sisi lain, daerah sekitar Alas Roban kini mulai menjadi lokasi wisata singkat. Banyak pengunjung datang untuk menikmati panorama hutan dan bukit yang masih asri. Meski demikian, aura mistisnya justru menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian wisatawan.
Walau modernisasi terus berjalan, kisah-kisah tentang Alas Roban tetap hidup dalam ingatan kolektif para pengemudi. Area ini adalah kombinasi antara sejarah panjang, medan alam yang menantang, serta legenda yang sulit dipisahkan dari identitasnya. (Zakiyah Nuri Syalwana/Mag)
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Alas Roban Jalur Bersejarah Jalur Mistis Batang Jateng

















