Ilustrasi - Mengapa SUmatra dijuluki Pulau Andalas? (Foto: Peta Geografi)
Jakatta, Jurnas.com - Pulau Sumatra, salah satu pulau terbesar di Indonesia, tidak hanya dikenal dengan nama yang kita pakai hari ini. Jauh sebelum istilah “Sumatra” mengemuka, pulau ini memiliki sebutan lain yang tak kalah kuat secara historis, di anataranya ialah Pulau Andalas.
Nama Andalas bukan sekadar identitas lokal, tetapi juga memuat lapisan sejarah, budaya, dan bahkan makna politik yang mendalam bagi masyarakat di pulau tersebut.
Dikutip dari berbagai sumber, nama Andalas telah menjadi bagian mendalam dari identitas Pulau Sumatra karena sebutan ini hidup jauh sebelum nama Sumatra dikenal luas. Nama Andalas tidak hanya melekat secara geografis, tetapi juga secara emosional bagi masyarakat yang tinggal di pulau ini.
Makna itu semakin kuat karena nama Andalas pernah menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan, sebagaimana dicatat mantan Wakil Presiden Adam Malik Batubara buku Mengabdi Republik: Adam dari Andalas. Ia menyebut bahwa sebutan tersebut membawa muatan politik dan semangat perjuangan bagi orang-orang di pulau tersebut.
Dalam konteks teori asal-usul nama Andalas sendiri, terdapat beberapa penjelasan yang berkembang di tengah masyarakat. Kehadiran teori-teori ini memperlihatkan betapa kaya lapisan sejarah di balik nama tersebut.
Ada riwayat yang menyebut bahwa istilah Andalas terinspirasi dari Andalusia di Spanyol karena dianggap memiliki kemiripan keagungan peradaban Islam. Namun teori ini dianggap lemah karena tidak ditunjang bukti historis yang memadai.
Teori kedua muncul dari pengamatan terhadap bentuk daun Andalas yang dinilai mirip Pulau Sumatra, sehingga nama pohon tersebut kemudian digunakan untuk menyebut pulau secara keseluruhan. Penjelasan ini lebih diterima karena memiliki dasar ekologis yang jelas.
Teori berikutnya berkaitan dengan Nagari Andaleh yang disebut sebagai wilayah awal persebaran pohon Andalas dan diyakini menjadi titik awal penggunaan istilah itu. Dari sanalah sebutan Andalas berkembang dan akhirnya menjadi identitas budaya yang lebih luas.
Penyebutan Andalas juga diyakini berakar pada keberadaan pohon Morus macroura, yang dalam bahasa Minangkabau dikenal sebagai Andaleh. Pohon ini dulu tumbuh melimpah di banyak wilayah Sumatra dan memiliki fungsi penting dalam kehidupan masyarakat.
Pohon Andalas digunakan sebagai bahan bangunan dan perabot, sementara daunnya menjadi pakan ulat sutera yang menopang industri tekstil sejak masa kerajaan. Karena pengaruhnya yang besar, pemerintah Sumatra Barat kemudian menetapkan pohon ini sebagai maskot flora daerah.
Kaitan antara pohon Andalas dan nama pulau ini semakin kuat karena bentuk daunnya dianggap menyerupai Pulau Sumatra. Kemiripan visual ini membuat nenek moyang masyarakat setempat diyakini menamai pulau mereka berdasarkan bentuk daun tersebut.
Namun hubungan historis itu tidak hanya bersandar pada pohon, sebab kawasan seperti Nagari Andaleh di Sumatra Barat diyakini menjadi pusat persebaran pohon Andalas sejak ratusan tahun lalu. Dari wilayah inilah sebutan Andalas diperkirakan menyebar ke berbagai daerah sekitar.
Penggunaan nama Andalas kemudian perlahan bergeser ketika kerajaan Samudra Pasai mulai dikenal luas, membuat sebutan Sumatra lebih populer dalam catatan pedagang asing. Namun demikian, nama Andalas tetap bertahan sebagai identitas budaya yang tidak pernah benar-benar hilang.
Hingga kini, istilah Andalas masih dikenal dan terus digunakan masyarakat, terutama di Sumatra Barat yang menjadi pusat sejarahnya. Kehadirannya terlihat pada berbagai institusi seperti Universitas Andalas yang menjadi simbol bahwa nama ini masih hidup dalam memori kolektif Sumatra. (*)
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Pulau Sumatra Pulau Andalas Sejarah Andalas Nama Lain Sumatra

























